Serdang Bedagai – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, melakukan penanaman kelapa sawit program perkebunan partisipatif (PASTI), sekaligus melaunching kelapa sawit tumpang sari tanaman sela (KESATRIA) dan pelaksanaan program taksi alat mesin perkebunan (TITAN) di Dusun IV Desa Bahsidua Dua, Kecamatan Serbajadi, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara.
“Perkebunan Partisipatif, merupakan salah satu terobosan program baru Ditjen Perkebunan yang diharapkan dapat memberikan dampak atau manfaat positif bagi pekebun. Pentingnya perkebunan partisipatif ini karena dapat menguatkan pengembangan perkebunan Indonesia. Berharap dengan adanya perkebunan partisipatif ini kedepannya dapat meningkatkan kualitas mutu komoditas perkebunan yang bernilai tambah dan berdaya saing serta mendorong terciptanya investasi baru dengan berbagai jenis kemudahan di antaranya kemudahan akses varietas unggul, informasi pasar ekspor, promosi, dan lainnya,” ujar Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian (04/08).
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), diketahui bahwa sementara sampai bulan April 2023, minyak kelapa sawit terbesar dalam kontribusi ekspor subsektor perkebunan sebesar 70,50% dan terbesar untuk keseluruhan nilai ekspor sektor pertanian yaitu sebesar 62,18%. Terbukti komoditas kelapa sawit menjadi andalan penerimaan devisa pada sektor pertanian.
Produktivitas dan penggunaan agroinput menjadi salah satu tantangan utama pekebun sawit Indonesia karena dapat mengancam masa depan sawit rakyat Indonesia jika tidak ada terobosan langkah komprehensif dan butuh segera diupayakan secara optimal.
“Untuk itu perlunya sinergi antara Perusahaan Perkebunan dengan pekebun, salah satunya melalui Kemitraan antara perkebunan besar dengan perkebunan rakyat. Kemitraan ini bisa menjadi salah satu kunci dalam mengoptimalkan produksi dan produktivitas tanaman kelapa sawit. Saya memberikan apresiasi yang luar biasa terhadap Direktorat Jenderal Perkebunan yang telah mendorong upaya pencapaian peningkatan produksi yang efisien. Hal ini perlu dilakukan segera demi menghadapi berbagai tantangan perkebunan kedepan. Selain itu perlu ketersediaan kebutuhan tenaga kerja kebun yang memadai dan pengoptimalan pemanfaatan mekanisasi,” ujar mentan SYL.
Mentan SYL, mengapresiasi kolaborasi bersama antara Ditjen Perkebunan dengan Direktorat Jenderal Perkebunan dan Direktorat Jenderal PSP dalam menginisiasi model taksi alat mesin perkebunan (TITAN). “Program ini diharapkan dapat menekan biaya usaha kelapa sawit seminimal mungkin. Paket TITAN menyediakan alsin mulai dari pengolahan lahan, tanam, budi daya, panen yang dapat di akses oleh petani melalui program Sarpras (Sarana dan Pasarana) BPDPKS atau melalui KUR (Kredit Usaha Rakyat),” ujarnya.
“Tadi kita sama-sama melihat satu kolaborasi yang luar biasa, suatu partisipatif yang sempurna antara PT. Paya Pinang Group, PT. Socfindo, PT. Corteva Agriscience, PT. PP London Sumatra Indonesia, Pusat Penelitian Kelapa Sawit dengan Perkumpulan Petani Kelapa Sawit Kecamatan Serbajadi dan Pegajahan. Inilah Perkebunan Partisipatif (PASTI) komoditas kelapa sawit yang patut di contoh dan di replikasi di beberapa tempat dan beberapa komoditas pertanian, khususnya perkebunan,” ujar Mentan SYL.
Mentan SYL menekankan, peremajakan kebun kelapa sawit rakyat jangan hanya dipandang bagaimana cara kita memperbaiki tanaman kelapa sawit yang sudah tua atau tidak produktif saja. Tapi peremajaan kelapa sawit harus mampu menciptakan inovasi, optimalisasi sumber daya lahan serta pemberdayaan bagi petani sawit.
SYL menjelaskan, Lahan perkebunan dapat mengoptimalkan semua potensi seperti kelapa sawit tumpang sari tanaman sela seperti jagung, kacang, hortikultura dan juga dengan ternak. “Saya menyakini ini merupakan capaian yang luar biasa bagi pekebun sawit di Indonesia yang tentunya dilakukan disesuaikan dengan minat dan spesifik lokasi. Kita semua harus menjadikan peremajaan kelapa sawit ini menjadi sebuah Gerakan bersama untuk memberikan akselerasi atas setiap langkah dalam peremajaan kelapa sawit dan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi petani sawit dengan memegang teguh prinsip mengangkat petani kecil dengan tidak mengecilkan industri yang besar,” jelas SYL.
“Mari bersama jadikan hari ini sebagai momentum untuk mewujudkan komitmen bersama meningkatkan produktivitas kebun kelapa sawit rakyat yang pada akhirnya memberikan peningkatan kesejahteraan pekebun. Sukses untuk petani sawit di Serdang Bedagai. Saya berharap momentum ini dapat mendorong sinergi multi pihak dalam mengakselerasi dan memacu semangat memperkuat perkelapasawitan nasional, dan tentunya dalam rangka mendorong peningkatan daya saing dan pemulihan ekonomi nasional di sentra-sentra kelapa sawit melalui program-program yang diciptakan tidak hanya dari skema APBN atau APBD, tetapi partisipatif dari swasta, serta memanfaatkan seluruh potensi yang dapat dimanfaatkan khususnya produk samping,” ujar Mentan SYL.
Mentan meminta kepada seluruh stakeholder perkelapasawitan yang hadir pada kegiatan tersebut, agar tetap semangat, jaga kerjasama kemitraan dengan baik. Masa depan sawit nasional berada di pundak kalian menuju pertanian yang maju, mandiri dan modern. Selamat bekerja, jaga komitmen dan integritas, tetap semangat mengembangkan komoditas perkebunan.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengatakan, Perkebunan Partisipatif (PASTI) merupakan suatu upaya kolaboratif yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan untuk mendorong ekosistem perkebunan khususnya kelapa sawit dalam kerangka kemitraan antara perusahaan besar dengan perkebunan rakyat. Tadi kita sama-sama melihat satu kolaborasi yang luar biasa, suatu partisipatif yang sempurna. Mari kita semangat memperkuat kelapa sawit nasional, dan tentunya dalam rangka mendorong peningkatan daya saing dan pemulihan ekonomi nasional di sentra-sentra kelapa sawit melalui berbagai program yang telah disiapkan Kementerian Pertanian, serta memanfaatkan seluruh potensi yang dapat dimanfaatkan seperti program PASTI, KESATRIA dan TITAN. Humas Ditjenbun