TANGERANG – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mendorong para pelaku usaha untuk memperkuat hilirisasi perkebunan sebagai kekuatan ekonomi masa depan bangsa. Menurut SYL, hilirisasi adalah icon baru dalam meningkatkan pendapatan masyarakat Indonesia.
“Hilirisasi adalah kekuatan Indonesia sekaligus icon baru yang harus kita ciptakan bersama. Paling tidak biodiesel dari perkebunan itu bisa membuat biodiesel impor tidak berkutik,” ujar SYL saat membuka Perkebunan Expo (Bunex 2023) yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE BSD), Tangerang, Banten, Kamis, 7 September 2023.
SYL mengatakan, melalui hilirisasi ini sasaran Indonesia dalam memperkokoh ekonomi nasonal dapat segera terwujud. Karena itu, ke depan perlu adanya konsolidasi total dari semua pihak dalam memperbaiki lahan-lahan perkebunan di seluruh daerah.
“Konsep ke depan itu harus fokus pada perbaikan lahan-lahan yang ada. Antara lain pada lahan sawit kita. Sebab ke depan bagi saya sawit itu ibaratnya bukan emas 24 karat tetapi emas 100 karat. Kenapa? Karena sawit bisa menghidupi 280 juta penduduk Indonesia,” katanya.
SYL menambahkan, sektor pertanian selama ini merupakan sektor yang paling strategis karena dalam kurun waktu empat tahun terakhir mampu tumbuh positif disaat sektor lainya terkontraksi akibat berbagai krisis global.
“Karena itu saya sangat berharap melalui Bunex ini ada kesepahaman dari teman-teman dari privat sektor lebih khusus dalam mengakselerasi hilirisasi. Saya dalam dua tiga hari mendampingi Presiden semua negara bicaranya masalah pangan. Oleh karena itu kita harus lebih akseleratif,” katanya.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Andi Nur Alamsyah mengatakan bahwa sejauh ini sektor perkebunan berhasil menjadi penyumbang terbesar ekspor pertanian dengan kontribusinya mencapai 93,20 persen atau dengan nilai transaksi sebesar 209,4 triliun.
“Perkebunan berkontribusi terhadap nilai ekspor nasional sebesar 12,91 persen. Hal ini menunjukkan bahwa peluang ekspor komoditi perkebunan sebagai salah satu sumber devisa negara masih terus ditingkatkan. Adapun ekspor komoditas perkebunan yang melonjak pada tahun ini paling besar disumbang oleh komunitas kelapa sawit, karet, Kakao, kelapa dan kopi,” katanya.
Sebagai informasi, Bunex kedua tahun ini sedikitnya melibatkan 123 peserta yang terdiri dari 67 UMKM dan 56 perusahaan BUMN, swasta lembaga dan asosiasi. Mereka bergerak pada bidang produsen benih, sarana dan prasarana teknologi serta alat dan mesin perkebunan.
Di samping itu, kegiatan ini juga diiisi dengan launching pabrik pupuk organik mandiri yang akan dikembangkan di kawasan perkebunan kelapa sawit rakyat Indonesia serta launching penguatan hilirisasi perkebunan pabrik turunan minyak astiri dan pameran teknologi.
“Kita juga akan melaksanakan rembuk nasional perkebunan, kemudian talk show, FGD, forum investasi, demo alat dan mesin perkebunan serta masih banyak kegiatan lainnya yang diharapkan mampu menguatkan perekonomian nasional,” jelasnya. Humas Ditjenbun