JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta jajarannya agar menjaga kestabilan ketahanan pangan dan komoditas strategis lainnya termasuk perkebunan, demi atasi dampak El Nino.
Demi menjaga resiliensi perkebunan nasional, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan terus mensosialisasikan dan mencari solusi jitu demi atasi serangan hama dan penyakit pada tanaman perkebunan serta kebakaran lahan, salah satunya dengan penguatan petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT).
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah mengatakan, beberapa tantangan harus segera diselesaikan dari perlindungan perkebunan. “Untuk suksesnya program perkebunan, saya sangat mengharapkan dukungan dari seluruh pihak terkait karena perlindungan perkebunan mempunyai peranan yang sangat besar terutama dalam pengawalan/penyelamatan tanaman dari serangan OPT,” ujarnya.
Dirjen Perkebunan meminta jajaran perlindungan perkebunan mengidentifikasi potensi tantangan OPT di wilayah kerjanya dan siapkan cara penanganannya, diutamakan kegiatan ramah lingkungan. Dibutuhkan sinergi bersama, perangkat perlindungan perkebunan yang ada di seluruh provinsi mempunyai peranan yang sangat besar terutama dalam menghasilkan bahan pengendali OPT.
Demi wujudkan hak tersebut, Kementan gelar pertemuan para petugas POPT perkebunan perwakilan dari provinsi seluruh Indonesia untuk meningkatkan kapabilitas nya sesuai dengan tugas dan fungsi pokoknya.
“Direktorat ini harus terus kerjasama dan kolaborasi dengan instansi daerah, lembaga lainnya untuk mengatasi serangan OPT dan pencegahan kebakaran lahan serta kebun agar dibentuk apel siaga bersama Brigade Proteksi Tanaman dan Brigade Kebakaran,” ujar Heru Tri Widarto, Sekretaris Ditjen Perkebunan pada acara pembukaan pertemuan Penguatan POPT, Minggu (26/11) di Jakarta.
Heru menambahkan, identifikasi kawasan yang terserang OPT dan terkena dampak kebakaran dicarikan solusi penanggulangannya. Serangan Oryctes di beberapa provinsi agar segera diatasi dengan baik. Gandeng stakeholder swasta dan perusahaan untuk membantu mengadakan pelatihan.
Lebih lanjut Heru mengatakan, “Pastikan sarana dan prasarana yang ada di UPTD dan secara rutin agar dilaporkan. Serangan gugur daun karet juga sangat krusial merangkul perguruan tinggi untuk meneliti sehingga dapat diantisipasi dan tepat pengendaliannya. Saya siap membantu demi menjaga resiliensi perkebunan.”
Direktorat Jenderal Perkebunan sebagai benteng pertahanan perkebunan harus sering melakukan pertemuan yang melibatkan POPT. “Saya apresiasi Direktorat Perlindungan Perkebunan berkesempatan mengadakan pertemuan petugas POPT se-Indonesia raya ini,” ujar Heru.
Menurut Direktur Perlindungan Perkebunan Hendratmojo Bagus Hudoro, “Pentingnya meningkatkan fungsi serta peran dari POPT perkebunan. Jumlah POPT saat ini 314 orang dari berbagai kabupaten di seluruh Indonesia, dengan berbagai tantangan serangan OPT pada tanaman perkebunan masing-masing. POPT merupakan ujung tombak dari perkebunan,” sebut Bagus.
“Diharapkan kedepannya petugas POPT lebih meningkatkan kinerja dan semakin tanggap dalam mencegah serta memberikan solutif pada tanaman perkebunan yang terkena serangan OPT, sehingga kualitas mutu dan hasil perkebunan dapat terus terjaga, bernilai tambah dan berdaya saing,” harap Bagus. Humas Ditjenbun