Strategi Keberlanjutan Pengembangan Karet Nasional

Berita, Perkebunan48 Dilihat

Oleh :

Elis Yuningsih (PMHP Ahli Muda)

Karet merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian dan kehidupan sosial ekonomi nasional. Industri perkaretan dari hulu (on farm) hingga ke hilir (off farm) merupakan sumber lapangan kerja dan pendapatan bagi jutaan masyarakat termasuk petani, pedagang, jasa, dan pengusaha. Di samping itu perkebunan karet merupakan sumber pendapatan negara baik berupa pajak maupun devisa dan juga merupakan media dalam meningkatkan kualitas hidup yang berfungsi untuk mengurangi emisi karbon (CO2). Indonesia memiliki areal karet seluas kurang lebih 3,6 juta ha dengan pproduksi 2,7 juta ton (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2022) dan masih punya peluang untuk dikembangkan karena didukung ketersedian lahan cukup luas yang cocok untuk budidaya tanaman karet dan sumber daya manusia (SDM) yang cukup, serta letak geografis yang strategis dengan episentrum pengguna karet alam di negara Asia yang pertumbuhan ekonomi dan industri otomotif yang cukup baik. Peluang ini akan dapat diwujudkan dengan mensinkronkan langkah–langkah kebijakan dan operasional pembangunan usaha industri perkaretan nasional.

Permasalahan yang dihadapi perkebunan karet di Indonesia antara lain :
• Perkebunan karet rakyat banyak yang telah tua dan rusak, produktivitasnya rendah
• Gangguanhama dan penyakit
• Perkebunan karet umumnya usahatani monokultur
• Budidaya karet petani pada umumny belum sesuai dengan GAP
• Bokar bersih belum diterapkan secara optimal
• SDM, Kelembagaan dan kemitraan petani masih lemah
• Harga ditentukan oleh pasar internasional
• Industri karet belu berkembang
• Kayu karet belum dimanfaatkan secara
• Pola pembiayaan karet rakyat yang belum optimal

Saat ini ketersediaan pendanaan dari pemerintah untuk peremajaan masih sangat terbatas, sehingga perlu digali potensi sumber pendanaan atau sumber daya yang dimiliki masyarakat yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mengatasi keterbatasan petani dalam menjalankan peremajaan karet.

Upaya-upaya peremajaan harus segera dilakukan mengingat rendahnya produksi dan produktivitas karet rakyat yang pada gilirannya akan mengancam eksistensi industri karet di tanah air. Indikator ancaman ini dapat terlihat dengan adanya penurunan volume ekspor karet Indonesia. Sehingga banyak pabrik karet nasional mengimpor bahan baku karet dari luar negeri untuk memenuhi target pesanan konsumen. Hal ini terlihat dari meningkatnya impor karet di Indonesia selama periode 2018-2022. Indikator ancaman ini juga terlihat dari banyaknya pabrik karet remah yang tutup karena tidak mampu bersaing mendapatkan bahan baku, dan dapat diperkirakan dengan kondisi saat ini pabrik-pabrik karet yang masih beroperasi bersaing untuk memperoleh bahan baku (Republika, 2023 dalam Amalia, 2023).

Ancaman kekurangan bahan baku karet, juga terjadi akibat banyaknya petani yang mengkonversi tanaman karet ke tanaman lainnya sejak harga karet yang terus menurun sampai level yang tidak remuneratif saat ini, serta karena adanya serangan penyakit gugur daun pestalotiopsis yang saat ini belum bisa ditanggulangi (Syarifa dan Tistama, 2020).

Selain kondisi diatas, regulasi European Union Deforestation Regulation (EUDR) juga menjadi ancaman bagi keberlangsungan industri karet di Indonesia. Hal ini diperkirakan akan menjadi masalah serius mengingat munculnya beberapa negara produsen yang baru dari benua Afrika dan Asia yang bisa saja mengambil alih besaran ekspor karet Indonesia apabila Indonesia tidak dapat memenuhi ketentuan EUDR (Lina, Puslit Karet Sembawa, 2023)

Berdasarkan permasalahan kondisi karet diatas, perlu segara dilakukan langkah-langkah straregis guna mempertahankan keberlajutan pengembangan karet nasional, diantaranya :

• Meningkatkan program peremajaan karet rakyat dengan menggunakan benih unggul guna meningkatkan produksi dan pproduktivitas karet
• Diversifikasi tanaman dengan tanaman lainnya guna menunjang pendapatan petni selain tanaman karet
• Melakukan upaya-upaya pengendalian penyakit gugur daun pestalotiopsis dengan melibatkan dinas terkait dan lembaga Lembaga Penelitian Karet
• Penerapan mutu bokar karet dan pemasaran karet melalui UPPB guna memperbaiki harga karet rakyat
• Penerapan STDB karet sebagai langkah awal untuk memenuhi persyaratan yang diminta oleh pasar luar negeri, EUDR). Humas Ditjenbun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *