KALTARA – Kementerian Pertanian (Kementan) RI terus berupaya meningkatkan produksi padi di Tanah Air. Di antaranya melalui Upaya Khusus (UPSUS) percepatan dan peningkatan indeks pertanaman (IP) padi dengan program pompanisasi.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai kesempatan, mengatakan bahwa pompanisasi dilakukan secara masif karena dapat membantu aktivitas tanam petani di lapangan, dan meningkatkan IP padi menjadi lebih dari satu kali tanam dalam setahun.
Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, yang mengatakan pompanisasi dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produksi padi, terlebih ketika menghadapi musim kemarau.
“Kita punya lahan tadah hujan sekitar 3,2 juta hectare. Ini juga bakal kita genjot jadi kita tanam 2 kali. Masalahnya tadah hujan jika kemarau airnya tidak ada. Karenanya kita genjot pompanisasi untuk meningkatkan produksi,” sebut Dedi.
Untuk itu, BPPSDMP Kementan turut mengawal dan mengakselerasi kegiatan Upsus peningkatan IP padi melalui program pompanisasi, seperti yang baru-baru ini digelar di Kalimantan Utara (Kaltara).
Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Kapuslatan) Kementan, Muhammad Amin, saat mengunjungi Desa Antutan, Kecamatan Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, Kamis (6/6/2024), menilai bahwa wilayah tersebut memiliki peluang besar untuk pelaksanaan program pompanisasi.
“Kunjungan ini merupakan bagian dari program Kementerian Pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan areal tanam padi di Kalimantan Utara menjadi dua kali dalam setahun,” ujar Amin.
Dalam kesempatan itu, Amin menggelar pertemuan khusus dengan para kelompok tani dari dua desa di Kecamatan Tanjung Palas, yaitu Desa Antutan dan Karang Anyar. Ada lima kelompok tani yang hadir dalam pertemuan ini, masing-masing kelompok beranggotakan 30 hingga 32 orang.
“Setiap grup dari kelompok tani memiliki luas lahan antara 3 hingga 5 hektar, sehingga terdapat peluang besar untuk pelaksanaan program pompanisasi di Desa Antutan,” ujarnya.
Dari hasil pertemuan tersebut, Amin menuturkan bahwa beberapa lahan di Kaltara memiliki sumber air yang cukup untuk penanaman padi lokal yang berumur panjang.
Kemudian beberapa lahan sudah memiliki saluran irigasi, sedangkan sebagian lainnya masih mengandalkan tadah hujan. Selain itu, Pompanisasi yang ada di wilayah tersebut saat ini masih belum memadai untuk mengairi sawah petani.
Kendati demikian, lanjutnya, para petani menyatakan kesediaan mereka untuk meningkatkan IP padi atau melakukan penanaman dua kali setahun, dengan syarat diberikan penyuluhan dan pelatihan.
“Mereka juga meminta bibit unggul yang berumur pendek namun memiliki daya tahan sekuat padi lokal, serta mesin handtraktor untuk mempercepat proses pengolahan sawah mereka. Selain itu, mereka berharap dapat dibantu dalam pemasaran hasil beras,” ujarnya.
Dalam upaya mendukung penanaman dua kali setahun, kata Kapuslatan, tim Upsus akan melakukan pendataan verifikasi pembagian kelompok tani, jumlah petani, dan lahan garapannya.
“Data tersebut akan diterima oleh dinas pertanian dua minggu dari pertemuan ini. Pengiriman bibit unggul oleh BSIP setelah dilakukan pengolahan lahan. Mendata luas lahan di Desa Antutan yang mencapai 120 hektar oleh dinas pertanian Kabupaten Bulungan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Amin menuturkan bahwa program pompanisasi akan dipertimbangkan sesuai kebutuhan kondisi di setiap wilayah. Hal ini guna mengefesiensikan dan mengoptimalkan program tersebut untuk meningkatkan produksi padi.
“Dengan adanya program ini, diharapkan Desa Antutan dapat meningkatkan produktivitas pertanian mereka, sehingga kesejahteraan petani pun meningkat,” ujarnya.
Sebagai informasi, pertemuan ini juga dihadiri oleh Kabid PSP sekaligus PLT Sekdis Bulungan Sayid Abdurahman, Kabid Tanaman Pangan Andik, BSIP Zainal. Selain itu, turut hadir juga salah satu staf TNI dari Korem, Purba. CHA