GRESIK – Indonesia terus mendorong penerapan praktik pertanian berkelanjutan melalui inovasi di sektor bioteknologi, salah satunya melalui pelatihan pengolahan limbah pertanian.
Dinas Pertanian Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, menyelenggarakan pelatihan yang dilaksanakan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Duduk Sampeyan, Kabupaten Gresik, Selasa (26/09/2024).
Peserta pelatihan terdiri dari petani yang berasal dari Kecamatan Duduk Sampeyan, Manyar, Balongpanggang, Kebomas, dan Benjeng. Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan petani dalam mengelola limbah pertanian menggunakan metode bioteknologi yang ramah lingkungan, serta memperkuat konsep pertanian sirkular yang menekankan pemanfaatan kembali limbah sebagai sumber daya.
Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, menekankan pentingnya inovasi dalam pengelolaan limbah pertanian sebagai bagian dari upaya mewujudkan pertanian berkelanjutan.
“Pengolahan limbah pertanian bukan sekadar meminimalkan dampak lingkungan, tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi petani. Dengan pemanfaatan bioteknologi, kita dapat mengubah limbah menjadi sumber daya yang berharga, mendukung ketahanan pangan, dan menjaga kesuburan tanah,” ujar Amran.
Pernyataan ini menegaskan komitmen pemerintah dalam mendorong teknologi ramah lingkungan di sektor pertanian.
Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Idha Widi Arsanti, menyampaikan bahwa pelatihan seperti ini merupakan langkah strategis dalam memberdayakan petani untuk memanfaatkan potensi limbah secara maksimal.
“Melalui bioteknologi, petani dapat memanfaatkan limbah pertanian seperti sekam dan jerami menjadi produk yang bernilai tinggi, seperti biochar dan kompos. Ini adalah bentuk pemberdayaan yang tidak hanya mengurangi limbah tetapi juga meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian,” jelasnya.
Materi pada pelatihan ini berfokus pada tiga aspek utama yakni pengolahan limbah sekam untuk biochar dengan pengkayaan agen hayati, pengolahan limbah jerami untuk pupuk kompos, serta pembuatan mikroba menguntungkan dari media padat dan cair.
Diharapkan para petani dapat meningkatkan produktivitas pertanian melalui pemanfaatan limbah yang lebih efisien, mengurangi ketergantungan pada bahan kimia sintetis, dan mendukung praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan.
Nunung Nurhadi widyaiswara BBPP Ketindan yang mengajar pada pelatihan ini menjelaskan, bahwa pelatihan ini mencakup teknik pengolahan limbah sekam untuk biochar yang diperkaya dengan agen hayati, berfungsi sebagai pembenah tanah alami dan meningkatkan retensi air serta nutrisi. Selain itu, para peserta juga dilatih mengolah limbah jerami menjadi pupuk kompos yang kaya akan unsur hara, meningkatkan kesuburan tanah, dan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berpotensi merusak lingkungan.
“Materi lainnya adalah pembuatan mikroba menguntungkan dari media padat dan cair, yang dapat digunakan untuk mempercepat proses dekomposisi organik, meningkatkan kesehatan tanaman, dan membantu pengendalian penyakit tanaman secara biologis. Dan juga diajarkan bagaimana membuat Trichocompos yang merupakan kompos plus agen hayati Trichoderma Harzianum, dimana Inokulasi Trichoderma diharapkan dapat membantu mempercepat dekomposisi unsurhara dan membunuh mikroba penyakit di lahan pertanian,” jelas Nurhadi, sapaan akrabnya.
Program ini menjadi langkah penting menuju pertanian berkelanjutan yang berbasis pada pemberdayaan petani lokal, dengan dukungan penuh dari pemerintah dan kerja sama teknis yang tepat. Nurhadi/Yeniarta