MALANG – Peran perlindungan tanaman dari gangguan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) sebagai bagian integral persyaratan perdagangan antar negara akan menjadi perhatian pemerintah dan pelaku agribisnis.
Apabila penanganan kegiatan perlindungan tanaman tidak efektif dan tidak tepat dapat mengakibatkan produktivitas nasional menurun, ketahanan pangan goyah, serta penurunan devisa negara dari ekspor produk – produk pertanian.
Untuk itu perlindungan tanaman harus dikelola secara profesional, komprehensif dan terpadu dengan mengikutsertakan semua pemangku kepentingan.
Langkah ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, untuk menjaga kualitas mutu hasil panen.
Mentan Amran juga mengatakan, bahwa pertanian adalah sektor penting yang harus mendapatkan perhatian bersama. Untuk itu, Mentan mengajak semua pihak untuk sama-sama menjaga serta memajukan pertanian.
Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan dalam upaya pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman, peran Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) sangatlah penting.
“POPT sangatlah vital, mereka memegang peranan penting dalam mendeteksi sedini mungkin adanya ancaman hama atau penyakit untuk menghindari terjadinya kegagalan produksi dikemudian hari sehingga mandat Presiden untuk mewujudkan swasembada pangan dapat kita capai,” kata Santi.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, sebagai UPT dibawah BPPSDMP, pada 7-31 Oktober 2024 menyelenggarakan pelatihan dasar bagi POPT ahli untuk menjawab berbagai tantangan pengendalian OPT.
Pelatihan yang dilaksanakan selama 25 hari ini diikuti oleh 31 orang peserta yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, seperti Lombok Tengah, Mahakam Ulu, Buleleng, Bangli, Jembrana, Klungkung, Bantul, Brebes, dan Jawa Barat.
Kepala BBPP Ketindan, Nurul Qomariyah, pada sambutan penutupan Kamis (31/10/2024), mengapresiasi keseriusan peserta dalam mengikuti seluruh rangkaian materi.
“Saya berharap semua peserta yang telah mengikuti pelatihan ini, turut serta dan sungguh-sungguh mendukung dan mensukseskan program-program Kementerian Pertanian dalam rangka mewujudkan swasembada pangan,” jelas Nurul.
Nurul juga menambahkan, agar semua POPT saling bersinergi dengan semua fungsional pertanian lainnya, seperti penyuluh pertanian, pengawas benih tanaman, dll.
“Dengan saling bersinergi dengan fungsional lainnya, saya yakin bahwa target swasembada pangan yang dicanangkan oleh Bapak Presiden dan Bapak Menteri Pertanian, akan segera dicapai lebih cepat,”imbuhnya.
Tujuan pelaksanaan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan profesionalisme dan memberikan wawasan berfikir secara komprehensif bagi pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT). Yeniarta