MAKASSAR – Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar kegiatan Sharing Experience Success Story & Best Practices yang berlangsung dari 1 hingga 2 November 2024, di Makassar.
Acara ini dihadiri oleh 175 peserta, termasuk petani muda dari kabupaten Bone dan penerima manfaat Program READSI (Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative), salah satu program unggulan Kementan dalam meningkatkan kualitas SDM pertanian.
Kepala BPPSDMP Idha Widi Arsanti,, menekankan program READSI sejalan dengan prioritas Kementan dalam meningkatkan produktivitas pertanian termasuk swasembada pangan, sebagaimana yang diarahkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Presiden Prabowo Subianto.
“Apa yang telah dilakukan project READSI ini tentu sangat penting karena mendukung ketahanan pangan yang ada di Indonesia. Ini menjadi prioritas utama bagi Pemerintah Indonesia, dan harapannya tentu saja kita dapat swasembada pangan dalam waktu dekat,” kata Santi.
Kepala Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP Kementan yang juga selaku Direktur Program READSI, Muhammad Amin, menekankan pentingnya berbagi pengalaman sukses di kalangan petani terutama yang terlibat dalam program READSI.
Ia mengatakan, kegiatan Sharing Experience Success Story & Best Practices ini dirancang untuk mendiskusikan peningkatan produksi pertanian serta berbagi pengalaman dari petani sukses yang telah menerapkan praktik baik dalam program READSI.
“Pertemuan ini diharapkan menjadi platform untuk menyebarluaskan praktik baik dan cerita sukses dari petani READSI. Kami ingin mendorong lebih banyak petani untuk mengadopsi metode yang terbukti efektif dalam meningkatkan produksi pertanian,” ujar Amin saat membuka kegiatan tersebut di salah satu hotel di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (01/11/2024).
Dalam kegiatan ini, peserta diajak untuk berdiskusi dan berbagi praktik terbaik yang telah diimplementasikan. Amin mengatakan, manajemen pengetahuan menjadi kunci, dengan penekanan pada aspek seperti Most Significant Change (MSC), pelajaran yang dipetik, dan cerita sukses. Semua ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi petani lain dalam mengembangkan usaha tani mereka.
Dengan menyebarluaskan hasil capaian dan keberhasilan dari petani program READSI, lanjut Amin, Kementan berharap dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi para pelaku utama di sektor pertanian.
“Pertemuan ini diharapkan menjadi wadah dalam menyebarluaskan hasil praktik baik dan cerita sukses dari petani penerima manfaat program READSI yang dapat diterapkan serta diadopsi untuk peningkatan usaha tani,” ujar Amin.
Dengan membangun kolaborasi antara petani muda dan penerima manfaat Program READSI, diharapkan akan muncul inovasi baru yang mampu mengatasi tantangan dalam sektor pertanian, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pedesaan.
Sebagai informasi, Program READSI merupakan perluasan dari Proyek Rural Empowerment and Agricultural Development (READ) yang dilaksanakan di lima kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2008 hingga 2014.
Program yang didanai oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD) dan Kementan, ini diakui oleh BAPPENAS sebagai proyek sukses dalam memberdayakan petani kecil, meningkatkan pendapatan, dan memperkuat lembaga desa.
Melalui keterampilan dan pemanfaatan sumber daya, program ini berupaya meningkatkan pendapatan dari sektor pertanian dan nonpertanian, serta meningkatkan taraf hidup petani secara berkelanjutan. CHA