MALANG – Upaya pencapaian swasembada pangan saat ini tengah digencarkan oleh pemerintah. Salah satu upaya tersebut adalah “transformasi pertanian tradisional ke modern”, hal ini mencerminkan bahwa selama 5 tahun ke depan, Kementerian Pertanian (Kementan) juga fokus terhadap penggunaan teknologi dan inovasi di bidang pertanian. Hal ini menjadi penting karena penggunaan teknologi akan menekan biaya produksi hingga 50% dan di saat yang sama meningkatkan produksi hingga 100%.
Upaya penggunaan teknologi modern di bidang pertanian, pada dasarnya adalah menarik minat generasi muda (Gen Z) di dunia pertanian. Jika kita berhasil menumbuhkan petani-petani milenial, maka kita bisa memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia di masa depan.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengatakan akan terus berupaya meregenerasi sektor pertanian dengan memfokuskan program-program pada generasi muda.
Untuk itu, Mentan Amran mengajak anak muda Indonesia untuk aktif terlibat pada sektor pertanian sebagai pilar keberlanjutan pangan nasional.
“Keterlibatan petani muda dalam pembangunan sektor pertanian Indonesia menjadi faktor keberlanjutan pangan nasional. Petani muda harus menjadi contoh bagi petani lainnya,” kata Mentan Amran.
Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan akan mendukung penuh upaya regenerasi petani. Selain itu, BPPSDMP juga membuka akses pelatihan dan pendampingan untuk petani milenial.
Terkait penggunaan teknologi canggih di dunia pertanian, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan merupakan UPT dibawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan salah satu dari 2 penerima hibah Smart Green House (SGH) dari Korea Selatan.
BBPP Ketindan memiliki 11 unit SGH yang saat ini statusnya masih hibah dan pada bulan Juni Tahun 2025 ini diserahterimakan oleh pihak Korea Selatan. Keberadaan SGH ini dapat menjadi contoh atau benchmark penerapan smart farming dan terutama menjadi sarana peningkatan kompetensi petugas dan petani, khususnya petani milenial. Melalui proyek kerjasama ini, sudah dilaksanakan pelatihan baik dalam bentuk Long Term Training dan Short Term Training. Output dari kedua jenis pelatihan tadi adalah harapannya tercipta petani-petani milenial yang dapat menerapkan smart farming di daerahnya masing-masing
Budidaya Melon di dalam SGH merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia dan dapat dikonsumsi ketika matang. Seiring dengan pertumbuhan penduduk mengakibatkan kebutuhan buah melon di Indonesia semakin meningkat. Peningkatan produksi melon disebabkan karena meningkatnya pola makan penduduk indonesia akan konsumsi buah-buahan segar sebagai implementasi konsep (B2SA) Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman.
BBPP Ketindan menerima kunjungan dari petani Desa Mojowatesrejo Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto pada 16/1/2025 mengenai Budidaya Melon dalam Smart Green House (SGH).
“Petani Desa Mojowatesrejo yang kebanyakan budidaya tembakau tertarik untuk budidaya melon di SGH dikarenakan banyak modal yang perlu diinvestasikan dan dipandang bisnis ini saat ini sangat menarik,” kata Pendamping Kunjungan Desa Mojowatesrejo Sugeng Tristanto.
Kegiatan kunjungan diawali dengan penyampaian materi di dalam kelas tentang Teknik Budidaya melon dalam SGH yang disampaikan oleh Widyaiswara BBPP Ketindan Nunung Nurhadi. Materi yang ditekankan lebih mendalam adalah sistem fertigasi (pemberian nutrisi) dan metode NFT.
Kegiatan selanjutnya melakukan kunjungan ke Smart Green House (SGH) dari Korea Selatan dan Low Cost Smart Greenhouse BBPP Ketindan, peserta sangat tertarik dan terkesan dengan teknologi yang terapkan dalam SGH tersebut. NURHADI/AGUS WAHANA/YENIARTA