Harga Panen Anjlok, Petani Probolinggo Harapkan Bulog Turun Serap Gabah Petani

PROBOLINGGO – (18/1) Petani di Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur, menjual hasil panen ke tengkulak karena Bulog tidak pernah turun untuk serap gabah ke petani. Saat ini harga gabah di Desa Klaseman dan Pajurangan, Kecamatan Gending masih Rp. 5.500, sangat jauh sekali dengan HPP yang ditetap pemerintah Rp. 6.500.

Amelia Firika Rizal, penyuluh pertanian di Desa Pajurangan menuturkan bahwa saat ini permasalahan yang dihadapi petani adalah curah hujan yang tinggi, serta serangan hama kepik dan walang sangit, sehingga banyak butiran gabah yang hampa dan kadar airnya tinggi. Sehingga ketika diselep banyak menjadi meniran.

“Serap gabah di petani tidak maksimal, tetap dibeli oleh tengkulak namun harganya sangat anjlok. Padahal luas panen di bulan ini mencapai 27 Ha, dengan produktivitas 5 ton/ Ha,” jelas Amelia.

Sebagai penyuluh Amelia juga mengatakan bahwa harga jual gabah tersebut sangat memberatkan bagi petani, apalagi petani juga mengalami kerugian akibat padinya terserang hama dan buliran padinya hampa.

“Petani kami menginginkan harga tetap stabil saat panen raya nanti, dan Bulog mau menerima GKP dari petani. Sehingga petani mendapatkan untung lebih banyak daripada di jual ke tengkulak, “ imbuhnya.

Kondisi serap gabah yang tidak sesuai harapan dan harga yang jatuh, menjadi persoalan yang harus dituntaskan segera oleh pemerintah.

“Kami sebagai penyuluh berharap agar Bulog bisa turun ke lapangan dan menyerap hasil panen semua petani. Jika hasil panen diterima oleh Bulog dengan harga yang sudah ditetapkan melalui HPP oleh pemerintah, petani kami juga semangat berusahatani dan mendaptkan keuntungan yang jauh lebih baik daripada dijual ke tengkulak,”pungkas Amelia. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *