Percepat Swasembada Pangan, Kementan Lakukan Penguatan Kelembagaan

MALANG – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus berupaya meningkatkan kapasitas SDM Pertanian termasuk kelembagaannya untuk mendukung percepatan swasembada pangan sekaligus mendorong keterlibatan peran aktif generasi muda pada prosesnya.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta penguatan kelembagaan perlu dilakukan guna meningkatkan kapasitas, produktivitas, serta kontribusi petani milenial dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

Oleh karena itu, dia menekankan pentingnya penguatan kelembagaan kaum milenial untuk memperkuat sektor pertanian dengan sistem modernisasi.

“Ini penting karena kaum milenial memiliki potensi besar untuk membawa inovasi dalam pertanian,” kata Mentan Amran.

Disisi lain, Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti juga menyampaikan bahwa dalam menjalankan tugas dan fungsi di BPPSDMP, senantiasa dihadapkan pada tanggung jawab besar dalam membina dan mengembangkan sumber daya manusia di sektor pertanian.

“Namun, tidak hanya tentang profesionalisme dan keahlian teknis SDM Pertanian yang kita siapkan, tetapi juga pada penyusunan kebijakan, pengembangan sistem penyuluhan, pendidikan vokasi dan pelatihan”, terang Idha.

Untuk itu, BPPSDMP melalui Pusat Pelatihan Pertanian melakukan penguatan kelembagaan salah satunya di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, Malang, Jawa Timur.

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Inneke Kusumawaty saat mendatangi langsung BBPP Ketindan, pada Senin (27/01/2025) mengatakan saat ini kita mendorong upaya untuk mencapai target yang diberikan oleh Bapak Presiden melalui Bapak Mentan dalam mempercepat capaian swasembada pangan.

BBPP Ketindan termasuk salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah Pusat Pelatihan Pertanian, BPPSDMP Kementan yang mendapatkan tugas pendampingan di wilayah Papua Selatan, yang saat ini tengah dikembangkan menjadi salah satu kawasan sentra produksi pangan nasional.

“Salah satu kegiatan utama BPPSDMP adalah terselenggaranya pelatihan vokasi pertanian, sebagai implementasi program Kementan mendukung capaian RPJMN bidang pertanian”, ujar Inneke.

Mendukung hal tersebut, Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan) tengah melakukan penyempurnaan regulasi-regulasi kebijakan sehingga bisa mendorong percepatan capaian program.

“Di Pusat saat ini sedang merevisi beberapa regulasi seperti penyelenggaraan pelatihan, akreditasi dan assesment P4S termasuk reklasifikasinya. Perlu ada perbaikan instrumen reklasifikasi agar kita mempunyai data P4S mana yang memiliki potensi ekspor”, tegasnya.

Selain itu, BBPP Ketindan menurut Inneke juga mempunyai spesifikasi pelatihan pada komoditas tanaman obat dan rempah serta hortikultura.

“Hal ini perlu dipromosikan, khususnya pada tanaman obat dan rempah seperti atsiri dsb. Tonjolkan Inkubator Agribisnisnya. Apalagi saat ini tanaman obat dan rempah mempunyai pasar yang menjanjikan”, kata Inneke.

Dalam mengoptimalkan sistem penyelenggaraan pelatihan, Inneke menekankan pentingnya kolaborasi segenap komponen bahkan lintas sektor untuk mensukseskan kegiatan pelatihan mendukung swasembada pangan yang salah satunya melalui pelatihan bagi Brigade Pangan.

“Perlu didorong metode2 pembelajaran yang kekinian, untuk mendorong minat belajar dan pemahaman yg efektif bagi generasi muda masa kini yang kurang gemar membaca”, ujarnya.

“BBPP Ketindan sendiri telah memiliki Simponi P4S, ini perlu dimaksimalkan dan dioptimalkan, perlu didorong promosinya. Manfaatkan LMS dan buat materi pelatihan yang menarik, sehingga mudah dipahami dan di aplikasikan”, tambahnya.

Pada kesempatan ini, Inneke juga menyempatkan mengunjungi site-site pembelajaran pelatihan pertanian, termasuk Korean-SGH dan Low Cost-SGH.

“Tentu saja program ini perlu didukung dengan kajian-kajian untuk memastikan bahwa produk sistem pertanian cerdas ini bernilai tambah, mampu bersaing di pasar produk pertanian”, tegas Inneke.

Sementara Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, Nurul Qomariah menjelaskan saat ini Korean-SGH dan Low Cost-SGH sedang dalam tahapan optimasi produksi, menjelang dilaksanakannya proses hibah K-SGH tahun ini dr pemerintah Korea ke pemerintah Indonesia melalui BBPP Ketindan, BPPSDMP, Kementan.

“Kegiatan agribisnis K-SGH saat ini dikelola untuk mendukung operasional dan kegiatan pembelajaran pelatihan yang berkesinambungan, khususnya terkait produksi pertanian dengan sistem cerdas ( smart farming)”, ujar Nurul.

Pendekatan smart farming bertujuan untuk mengimplementasikan teknik pertanian yang tahan perubahan iklim, menjanjikan hasil maksimal, dan menarik minat generasi muda untuk bergabung. Chaxa/Aulia/Ajeng

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *