LEMBANG – Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, menjalin kerjasama peningkatan kompetensi SDM pertanian dengan dua perusahaan swasta, yaitu PT. Bejo Benih Indonesia dan PT. Saprotan Utama. Kerjasama dilakukan dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) True Shallot Seed (TSS) Bawang Merah, Selasa (11/2/2025).
Bimtek diikuti 30 peserta terdiri dari widyaiswara, petugas teknis, dan mahasiswa yang sedang praktek magang di BBPP Lembang.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mendorong peningkatan produksi hortikultura, salah satunya bawang merah, agar mampu yang berdaya saing.
“Peningkatan produksi bawang merah penting agar kebutuhan nasional tercukupi dan bisa diekspor,” tuturnya.
Untuk mendukung kebutuhan pangan tersebut, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) menggenjot kualitas SDM pertanian yang menjadi faktor utama untuk mengungkit produksi pangan.
Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti, juga mengajak seluruh insan pertanian untuk meningkatkan produksi pertanian.
“Mari kita bergerak bersama meningkatkan produksi dan produktivitas pangan,” ajaknya.
Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menegaskan komitmennya mendukung peningkatan kualitas SDM pertanian melalui kegiatan pelatihan, bimtek, dan sebagainya.
Fasilitator dari PT. Bejo Benih Indonesia (PT. BBI) memberikan materi secara klasikal tentang True Shallot Seed (TSS), yaitu teknologi perbanyakan benih bawang merah yang mampu menghasilkan tanaman lebih baik dari sisi jumlah dan kualitas sehingga dapat memberi keuntungan lebih.
PT. BBI juga memperkenalkan minibulb yaitu umbi dari TSS yang disemai selama 85 hari untuk menghasilkan umbi yang siap tanam bagi petani bawang merah.
Setelah itu, peserta praktik membuat persemaian benih bawang merah di lahan praktik Inkubator Agribisnis BBPP Lembang. Teknik pertama yang dikenalkan adalah persemaian di bedengan.
Selain itu dikenalkan persemaian menggunakan tray dan alat soil block dengan media tanamnya berupa tanah, pupuk organik, cocopeat, dan arang sekam.
Peserta praktik menyiapkan media tanam, mencetaknya menggunakan soil block ke dalam tray, dan menyemai benih bawang merah. Selain itu juga praktik persemaian menggunakan media peatmoss.
Salah satu peserta yaitu widyaiswara, Sani Hanifah, mengaku mendapatkan pengalaman luar biasa dari kegiatan ini.
“Mengikuti bimtek ini menjadi pengalaman yang luar biasa karena bisa mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai perbanyakan benih bawang merah biji (TSS) yang merupakan teknologi terbaru dalam pertanian dan salah satu strategi budidaya bawang merah yang efektif,” katanya.
PT. BBI memberikan panduan yang informatif dan praktis, memberikan wawasan berharga serta solusi terbaik untuk meningkatkan hasil panen bawang merah.
Widyaiswara lainnya, Dewi PS, mendapatkan pengalaman baru dari kegiatan ini.
“Bimtek ini menarik karena di BBPP Lembang belum pernah menanam benih bawang merah dengan TSS. Kami pun mengajarkan kepada peserta pelatihan menanam bawang merah melalui umbinya saja,” ujarnya.
Dirinya mengungkapkan tantangan mendiseminasikan TSS bagi petani bawang yang sudah terbiasa menanam benih menggunakan umbi. “Mengubah mindset petani dari menanam dengan umbi beralih ke TSS tidak mudah, terutama di kalangan petani kolotnial,” ujar Dewi.
Dewi berharap penanaman benih bawang merah dengan TSS ini bisa diajarkan ke peserta pelatihan baik penyuluh pertanian dan petani terutama petani milenial yang biasanya lebih adaptif dengan teknologi.
“Harus ada petani milenial champion yang bisa menjadi kiblat petani lain untuk mulai menggunakan TSS,” katanya. BBPPLEMBANG