Dorong Swasembada Pangan, Kementan Perkuat SDM dan Infrastruktur Pertanian Kabupaten Sambas

SAMBAS – Dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional, Kementerian Pertanian RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) melakukan kunjungan kerja ke Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Selakau, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Rabu (14/5/2025).

Kunjungan ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk memperkuat peran penyuluh serta Brigade Pangan dalam mendorong peningkatan produksi dan kemandirian pangan daerah. Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu selaku penanggung jawab pelaksanaan program Optimalisasi Lahan (Oplah) dan Luas Tambah Tanam (LTT) di Kalimantan Barat turut hadir dan memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan tersebut.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa Brigade Pangan akan menjadi garda terdepan dalam mengelola dan mengoptimalkan lahan pertanian secara modern, profesional, dan terampil, dengan menjalankan usaha yang berorientasi bisnis, serta mampu menghasilkan pendapatan dan keuntungan. Pernyataan ini mempertegas peran strategis Brigade Pangan dalam menjawab tantangan pangan nasional secara berkelanjutan.

Agenda dimulai dengan penanaman padi secara simbolis di lahan seluas 1 hektare di Jl. Selakau Tua, Desa Twi Mentibar. Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti secara langsung mengoperasikan rice transplanter untuk menanam varietas unggul Impari 32. Aksi ini menandai dimulainya musim tanam baru di wilayah tersebut dan menjadi contoh konkret penggunaan alat dan mesin pertanian (Alsintan) dalam mewujudkan pertanian modern dan efisien.

Kegiatan dilanjutkan dengan dialog terbuka bersama para pengelola Brigade Pangan dari 12 lokasi di Kecamatan Selakau serta para penyuluh pertanian setempat. Acara yang berlangsung di halaman BPP Selakau ini dihadiri ratusan peserta dan menjadi ruang diskusi aktif terkait tantangan serta strategi penguatan pertanian lokal.

Dalam arahannya, Kepala BPPSDMP menekankan pentingnya peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan usaha tani.

“Petani dan pengelola Brigade Pangan perlu memiliki pemahaman yang baik tentang tata kelola keuangan agar usaha mereka berkelanjutan dan semakin kuat dari sisi kelembagaan,” ujarnya.

Kepala BPPSDMP juga mendorong BPP Selakau untuk menjadi pusat pembelajaran bagi penguatan SDM pertanian, terutama dalam hal adaptasi teknologi dan respons terhadap dinamika pertanian global.

Hadir dalam kegiatan ini sejumlah pemangku kepentingan, di antaranya Kepala BBPP Batu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat, dan Pejabat Ketua Satgas Swasembada Pangan dari tingkat provinsi dan kabupaten. Keterlibatan multi-pihak ini menunjukkan sinergi yang solid dalam mempercepat terwujudnya kedaulatan pangan nasional.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sambas mengungkapkan bahwa saat ini telah terbentuk 80 kelompok Brigade Pangan di wilayahnya. Kelompok ini dinilai aktif mendukung program ketahanan pangan, khususnya setelah memperoleh dukungan Alsintan dari pemerintah pusat.

Berbagai masukan dari lapangan, seperti kendala distribusi pupuk, akses pasar, hingga kebutuhan pelatihan teknologi pertanian, juga mengemuka dalam sesi dialog. Kepala BPPSDMP menyambut baik aspirasi tersebut dan memastikan BPPSDMP akan terus mendorong pendekatan lintas sektor dalam mencari solusi nyata.

“Ketahanan pangan tidak bisa berjalan sendiri. Diperlukan kolaborasi dari semua pihak, dari pemerintah pusat, daerah, hingga pelaku utama di lapangan. Dengan sinergi yang kuat, target nasional akan lebih mudah tercapai,” tegasnya.

Kegiatan ini menegaskan bahwa komitmen pemerintah tidak berhenti pada kebijakan, namun juga turun langsung ke lapangan untuk memastikan implementasi berjalan dengan baik. Dari sawah yang digarap hingga semangat para petani yang berkobar, tersirat harapan besar bahwa pertanian Indonesia akan terus tumbuh dan membawa kesejahteraan bagi para pelakunya.

Sebagai penutup, Kepala BPPSDMP kembali menegaskan pentingnya penyuluhan partisipatif dan berbasis komunitas. “Dari desa-desa produktif seperti Selakau, kita bisa membangun pondasi kuat menuju swasembada pangan yang berkelanjutan,” pungkasnya.

BBPP Batu, sebagai penanggung jawab program Oplah dan LTT di Kalimantan Barat, akan terus mendampingi daerah dalam mengoptimalkan potensi lahan, memperkuat kapasitas SDM pertanian, serta mempercepat pencapaian target produksi pangan nasional. PARARTO/SAI/BBPPBATU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *