Dukung Pertanian Ramah Lingkungan, Penyuluh Kabupaten Malang Ajak Petani Kendalikan HPT Berbasis Ekologi

MALANG – Dalam rangka mengantisipasi serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang berpotensi mengganggu produktivitas padi, tim gabungan dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur bersama Petugas Pengendali OPT (POPT) Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang melakukan monitoring intensif di lahan pertanian Kelompok Tani (Poktan) Tani Mulyo I, Desa Mulyoarjo, Kecamatan Lawang.

Monitoring ini dipimpin oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Gigik bersama Annisa selaku petugas POPT yang bertugas di wilayah tersebut. Kegiatan juga dihadiri oleh Koordinator BPP Lawang, Titin, serta diikuti oleh perwakilan petani dan pengurus Poktan Tani Mulyo I.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa peran penyuluh merupakan ujung tombak dalam keberhasilan program ketahanan dan swasembada pangan.

“Penyuluh adalah penggerak utama di lapangan. Mereka yang mendampingi petani, memastikan tanam terjadi, dan melaporkan capaian secara real-time. Dukungan dan penguatan peran mereka adalah prioritas kami,” ujarnya.

Mentan juga menambahkan peran penting penyuluh dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Ia mengungkapkan bahwa sejumlah negara, seperti Malaysia, Filipina, dan Jepang, saat ini tengah mengalami krisis pangan akibat menurunnya produktivitas, dan mulai belajar ke Indonesia.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, turut menekankan pentingnya fungsi koordinatif dan kolaboratif yang dijalankan oleh penyuluh. Ia menyampaikan bahwa keberhasilan swasembada pangan sangat bergantung pada kecepatan aksi di lapangan serta keakuratan data yang dilaporkan.

Gigik selaku penyuluh pendamping mengatakan, bahwa kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari program kewaspadaan dini terhadap ancaman Hama dan Penyakit Tanaman (HPT), khususnya pada musim tanam padi kali ini yang rawan terhadap serangan hama tikus.

Ia juga menambahkan bahwa kegiatan monitoring HPT menjadi agenda rutin yang ditingkatkan selama masa pertumbuhan tanaman.

Sementara, Titin, Koordinator BPP Lawang, menekankan bahwa kegiatan seperti ini penting untuk mendeteksi dini potensi serangan yang bisa menyebabkan gagal panen. Ia juga menegaskan bahwa kegiatan monitoring ini juga menjadi bagian dari penguatan data e-Petani yang disinkronkan dengan program pusat dalam rangka menjaga stabilitas produksi padi nasional.

Ketua Poktan Tani Mulyo I, Ridwan, mengatakan bahwa monitoring ini membuat petani merasa diperhatikan dan termotivasi untuk menjaga tanaman dari ancaman hama.

“Kami lebih tenang karena dibimbing langsung oleh ahlinya. Jadi kalau ada gejala, langsung tahu cara penanganannya,” katanya.

Gigik menambahkan bahwa pendekatan yang digunakan dalam pengendalian HPT saat ini berbasis ekologi, mengutamakan keseimbangan alam agar musuh alami tetap terjaga.

“Kalau bisa dikendalikan tanpa pestisida, itu lebih bagus untuk jangka panjang,” katanya.

Annisa selaku petugas POPT menuturkan bahwa ke depan, akan dilakukan pengambilan data populasi hama secara berkala untuk disusun sebagai peta sebaran HPT di wilayah Kecamatan Lawang.

Penyuluh Gigik juga menjelaskan tentang teknik sanitasi lahan dan pengelolaan air sebagai bagian dari strategi pengendalian terintegrasi. Ia mengimbau petani untuk tidak terburu-buru menggunakan pestisida kimia tanpa rekomendasi teknis karena bisa berdampak negatif bagi lingkungan dan tanaman. Gigik/Asep Koswara*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *