MAGETAN – Kelompok Tani Rukun Tani III Desa Tapen, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mengambil langkah progresif dalam mewujudkan pertanian ramah lingkungan dengan menggelar praktek pembuatan pupuk organik cair (POC) atau Mikro Organisme Lokal (MOL). Kegiatan ini merupakan inisiatif Ketua Poktan Rukun Tani III dengan pendampingan dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) BPP Kecamatan Lembeyan dan petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) setempat.
Rabu (04/06) bertempat di rumah salah satu anggota kelompok, belasan petani antusias mengikuti proses pembuatan pupuk cair menggunakan bahan-bahan sederhana yang mudah didapatkan, seperti pisang matang, ares pisang, air cucian beras, dan gula. Proses dilakukan secara langsung melalui demonstrasi cara mencampur, mengaduk, hingga fermentasi pupuk selama sekitar satu minggu.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendorong penggunaan pupuk organik dalam pertanian. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan ketahanan pangan dan menjaga keberlanjutan lingkungan. Mentan Amran juga menegaskan pentingnya penggunaan pupuk organik untuk mengembalikan kesuburan tanah yang telah menurun akibat penggunaan pupuk kimia berlebihan.
Dalam kesempatan yang lain, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, juga menekankan pentingnya pupuk organik dalam pertanian untuk meningkatkan produktivitas tanaman, menjaga kesuburan tanah, dan mendukung pertanian berkelanjutan. Ia juga menggarisbawahi pentingnya peran sumber daya manusia pertanian yang kompeten dalam menerapkan teknologi tepat guna.
Menurut Ketua Poktan Rukun Tani III, Wito, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kemandirian kelompok dalam menyediakan sarana produksi pertanian.
“Kami tidak bisa terus bergantung pada pupuk kimia. Selain mahal, kadang juga sulit didapat. Lewat kegiatan ini, kami belajar membuat sendiri pupuk organik yang lebih hemat dan tentunya lebih ramah lingkungan,” ungkap Wito.
Ia menambahkan bahwa praktek ini bukan hanya sebagai pelatihan formal, melainkan dilakukan langsung bersama anggota agar mereka benar-benar memahami prosesnya dan bisa diujicobakan di lahan sawah masing-masing anggota.
Rezky, penyuluh pertanian yang mendampingi kegiatan menjelaskan bahwa POC merupakan solusi jangka panjang dalam menjaga kesuburan tanah dan memperbaiki ekosistem pertanian.
“Pupuk organik cair ini bukan sekadar alternatif pupuk kimia, tapi juga mampu meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah, memperbaiki struktur tanah, dan berdampak positif terhadap kualitas hasil panen,” terang Rezky.
Proses pembuatan dilakukan dengan metode demonstrasi langsung, mulai dari pemilihan bahan, pengukuran takaran, hingga teknik fermentasi yang tepat selama ± 1 minggu. Rezky juga mengingatkan pentingnya kesabaran dalam proses fermentasi dan ketepatan dosis dalam pemakaian POC ke tanaman secara berkala.
Sebagai tindak lanjut, setiap peserta membawa pulang satu botol hasil fermentasi awal untuk diuji coba di lahan masing-masing. Penyuluh pertanian dan petugas POPT akan terus mendampingi dan memonitor proses fermentasi serta dampaknya terhadap pertumbuhan tanaman dan produktivitas hasil panen.
“Kami berharap ini jadi awal yang baik. Jika hasilnya memuaskan, kelompok bisa meningkatkan produksi dan bahkan berbagi pengetahuan ini ke kelompok tani lain,” ujar Rezky optimistis.
Melalui semangat kebersamaan dan kemauan belajar yang tinggi, Kelompok Tani Rukun Tani III membuktikan bahwa inovasi dan kemandirian dapat tumbuh dari desa. Langkah kecil ini menjadi wujud nyata bahwa petani mampu menciptakan solusi dari keterbatasan, sekaligus menjadi pionir dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan. Rezky/Asep Koswara*