MALANG – Indonesia kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kerja sama internasional di bidang pertanian. Melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) RI bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA), LDKPI (Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional), Kementerian Luar Negeri RI, dan Kementerian Pertanian Palestina menggelar Training on Integrated Crop Management of Tropical Fruit Crops (Avocado) for Palestine atau pelatihan yang bertema Pengelolaan Terpadu Tanaman Buah Tropis, dengan fokus pada komoditas alpukat.
Memadukan teori, praktik, diskusi, studi kasus, dan tugas lapang, pelatihan diikuti oleh 15 peserta Palestina yang dibuka oleh Kepala BPPSDMP Senin (11/8/2025), dirancang untuk memperkuat kompetensi peserta dalam teknik budidaya alpukat, pengendalian hama terpadu, pengelolaan pascapanen, hingga strategi pemasaran. Selain itu juga dilakukan kegiatan kunjungan dilaksanakan ke berbagai lokasi strategis seperti Malang, Pasuruan, Surabaya, Gresik, Klaten, Bogor dan Subang.
Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti dalam sambutan pembukaannya, menegaskan bahwa pertanian bukan hanya sumber pangan, tetapi juga penopang ekonomi desa dan perekat hubungan antarbangsa. Ia menjelaskan bahwa Integrated Crop Management untuk alpukat dipilih karena komoditas ini memiliki potensi besar di pasar internasional, termasuk di Palestina, yang memiliki kondisi agroklimat mendukung.
“Melalui pelatihan ini, kita tidak hanya berbagi teknik budidaya yang tepat dan ramah lingkungan, tetapi juga memperkenalkan strategi pascapanen dan pemasaran agar alpukat memiliki nilai tambah di pasar global. BPPSDMP berkomitmen menjadikan kerjasama ini sebagai bagian dari diplomasi pertanian Indonesia, membangun jejaring petani, dan mencetak SDM yang adaptif terhadap tantangan zaman,” jelasnya.
Hal ini juga sejalan dengan pernyataan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, bahwa, Ketahanan pangan dan peningkatan kapasitas SDM pertanian Indonesia menjadi fokus utama kami. Melalui berbagai kerjasama internasional, seperti pengembangan pertanian cerdas dan akses pasar, kita memperkuat ketahanan nasional sambil berbagi keahlian kepada mitra seperti Palestina.
Duta Besar Palestina, Zuhair Al-Shun, menyampaikan optimisme bahwa pelatihan ini akan membawa dampak positif bagi pertanian di Palestina.
“Alpukat bisa tumbuh subur di Palestina, dan saya berharap ilmu yang diterima selama pelatihan ini akan bisa diterapkan dengan baik oleh semua peserta,” katanya.
Jimbo Naomi dari perwakilan JICA menggarisbawahi bahwa pelatihan ini adalah realisasi kerja sama sejak 2024 setelah beberapa kali ditunda. Ia juga menyoroti pelatihan kerjasama ini juga merupakan bagian dari kelanjutan Cooperation among East Asian Countries for Palestinian Development (CEAPAD) yang telah berjalan sejak 2013.
Program ini telah memfasilitasi berbagai pelatihan bagi tenaga ahli pertanian Palestina, termasuk pengelolaan lahan, teknologi pascapanen, dan diversifikasi produk pertanian. Pada 2016, BBPP Ketindan juga pernah menjadi tuan rumah pelatihan bagi delegasi Palestina yang mempelajari teknik budidaya dan pemasaran produk hortikultura.
LDKPI (Lembaga Dana Kerjasama Pembangunan Internasional), melalui Dalyono selaku Chief Economic Officer (CEO) mengungkapkan bahwa ketahanan pangan dan peningkatan kapasitas SDM pertanian Indonesia menjadi fokus utamanya.
“Melalui berbagai kerjasama internasional seperti pengembangan pertanian cerdas dan akses pasar kita memperkuat ketahanan nasional sambil berbagi keahlian kepada mitra seperti Palestina,” ungkap Dalyono.
Kepala Biro KLN dalam sambutannya yang disampaikan secara daring juga optimis bahwa pelatihan ini akan menjadi forum yang produktif dan interaktif, yang akan meletakkan dasar bagi pengembangan produksi alpukat di Palestina.
“Pelatihan ini akan menghasilkan wawasan teknis yang penting mengenai topik budidaya alpukat. Saya percaya semua peserta akan menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh untuk mendukung pembangunan pertanian di negara masing-masing,” kata Ade Candrawijaya.
Oldrin R. Lawata, perwakilan dari Kemenlu mengungkapkan, program ini menjadi wujud nyata kerja sama Indonesia melalui Kementerian Pertanian dan LDKPI bersama JICA, yang mendukung peningkatan kapasitas dan ketahanan pangan bagi Palestina.
Sementara itu Kepala BBPP Ketindan, Nurul Qomariyah dalam laporannya mengatakan, sebagai UPT Kementerian Pertanian, BBPP Ketindan berkomitmen menjadi pusat pelatihan dan pengembangan SDM pertanian yang berstandar internasional.
“Kami bangga dapat menjadi tuan rumah bagi peserta dari Palestina, sekaligus memperkuat peran Indonesia dalam berbagi pengetahuan dan teknologi pertanian. Melalui pelatihan ini, kami tidak hanya membekali peserta dengan teknik budidaya dan pascapanen yang tepat, tetapi juga membuka ruang kolaborasi jangka panjang yang bermanfaat bagi ketahanan pangan global,” kata Nurul.
Kegiatan pembukaan pelatihan ini dihadiri oleh Duta Besar Palestina untuk Indonesia, CEO LDKPI, Kepala Biro KLN Kementan, Perwakilan Kemenlu, Perwakilan JICA, Direktur Perbenihan Hortikultura Ditjen Hortikultura, serta perwakilan Kepala UPT Pelatihan lingkup Malang Raya dan Muspika Lawang. Nurul Qomariyah/ Humas BBPP Ketindan







