Tingkatkan Daya Saing, UPT Pelatihan Kementan Gelar Pelatihan Peningkatan Nilai Tambah

MALANG – UPT Pelatihan Pertanian Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan menggelar Pelatihan Peningkatan Nilai Tambah Tanaman Pangan dan Hortikultura bagi Petani Angkatan I, Selasa (19/8/2025).

Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda pelatihan berkelanjutan yang ditujukan untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing petani di Jawa Timur.

Pelatihan yang diikuti 30 peserta berasal dari 14 kabupaten se-Jawa Timur. Mereka terdiri dari petani, pelaku usahatani, dan penggiat sektor hortikultura yang memiliki peran penting dalam rantai pasok pangan daerah. Keberagaman latar belakang peserta menjadi nilai tambah tersendiri, karena membuka ruang pertukaran pengalaman dan pengetahuan lintas daerah.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menegaskan pentingnya peran generasi muda dalam membangun pertanian Indonesia.

Menurutnya Indonesia membutuhkan pemuda yang cerdas dan tangguh dalam menghadapi tantangan dunia.

“Dengan karakter yang kuat, jujur, disiplin, dan pekerja keras, pemuda Indonesia bisa menjadi ujung tombak mewujudkan swasembada pangan dan mengantarkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,” kata Mentan Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti mengatakan petani-petani yang ada saat ini sudah semakin berumur. Sementara itu kebutuhan akan bahan pangan semakin meningkat.

“Sedangkan kebutuhan pangan tidak semakin sedikit. Itulah pentingnya mendorong regenerasi petani, yang tentunya akan menyokong ketahanan pangan,” terang Santi.

Salah satu narasumber dalam pelatihan ini adalah widyaiswara BBPP Ketindan, Rivana Agustin yang menyampaikan materi tentang penentuan karakteristik hasil panen komoditas pertanian dan penanganannya yang menjadi salah satu kompetensi kunci dalam pengelolaan hasil pertanian modern.

Dalam penyampaian materinya, Rivana Agustin menjelaskan secara rinci mengenai pentingnya mengenali karakteristik hasil panen. Karakteristik tersebut meliputi sifat fisik seperti bentuk, ukuran, warna, tekstur, berat, dan kekerasan, serta sifat fisiologis yang memengaruhi daya simpan dan kualitas produk. Menurutnya, pemahaman ini akan membantu petani menentukan metode penanganan yang tepat pada pascapanen.

“Setiap komoditas memiliki sifat unik. Jika salah dalam penanganan, kualitasnya akan menurun, umur simpannya pendek, dan nilai jualnya berkurang. Dengan teknik yang benar, kehilangan hasil dapat diminimalkan,” ujar Rivana.

Selain membahas teori, Rivana juga memberikan contoh kasus nyata dari lapangan, termasuk kesalahan penanganan yang sering terjadi pada tanaman pangan dan hortikultura. Ia memberikan gambaran perbandingan visual antara produk yang ditangani dengan benar dan yang ditangani secara keliru, sehingga peserta dapat memahami perbedaan kualitas secara langsung.

Pihak penyelenggara, melalui Kepala UPT Pelatihan Pertanian Bedali Jawa Timur, menyampaikan bahwa pelatihan ini diharapkan mampu menjadi solusi nyata bagi permasalahan pascapanen yang masih banyak ditemui di lapangan. Dengan keterampilan yang ditingkatkan, petani diharapkan dapat menghasilkan produk yang memenuhi standar pasar nasional bahkan internasional.

Kegiatan ini juga menjadi salah satu langkah strategis dalam mendukung program pemerintah terkait modernisasi pertanian dan peningkatan daya saing produk lokal. Dengan kolaborasi antara lembaga pelatihan, narasumber yang kompeten, dan petani, diharapkan sektor pertanian Jawa Timur semakin maju dan berdaya saing tinggi. Rivana Agustin*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *