Gencarkan Pertanian Organik, SMKPP Kementan Ajak Millenial Implementasikan Genta Organik

Berita, Nasional34 Dilihat

BANYUASIN – Seiring berkembangnya trend gaya hidup sehat serta meningkatnya kesadaran dikalangan masyarakat akan pentingnya produk pangan bermutu dan sehat yang akhirnya mempengaruhi permintaan akan produk pertanian organik yang kian meningkat.

Saat ini, Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), terus menggalakkan pertanian organik melalui Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik).

Genta Organik merupakan suatu gerakan pertanian pro organik yang meliputi pemanfaatan pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah sebagai solusi terhadap masalah pupuk mahal. Gerakan ini mendorong petani untuk memproduksi pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah secara mandiri.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan penggunaan pupuk organik menjadi salah satu cara mengurangi penggunaan pupuk kimia.

“Dengan penggunaan pupuk organik diharapkan, dapat memperbaiki kesuburan tanah. Dengan demikian, produksi pertanian bisa ditingkatkan dan pencemaran lingkungan bisa ditekan.” kata Syahrul.

Dalam upaya mensukseskan program pertanian organik, SMK PP Negeri Sembawa menggelar Millenial Agriculture Forum (MAF) mom volume 4 edisi 6 dengan mengangkat tema Sukses Implementasi Gerakan Pertanian Pro Organik (Genta Organik) yang berlangsung secara daring melalui Aplikasi Zoom yang diikuti 700 an partisipan pada Sabtu (11/02/2023).

Hadir membuka webinar, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, yang menyampaikan bahwa kondisi saat ini sedang tidak baik-baik saja.

Dimulai dengan adanya pandemi covid-19, perubahan iklim, perang Rusia dan Ukraina yang semua nya mengakibatkan krisis pangan global dan berdampak pada sarana prasarana mahal terutama harga pupuk yang mahal.

“Penggunaan pupuk ada tendensi yang berlebihan. Penggunaan urea berlebihan dapat menyebabkan tanah lebih masam. Residu pestisida mampu membasmi hama, namun mikroba penyubur tanah juga bisa ikut mati. Residu pestisida saat hujan dapat masuk ke air tanah, sungai, danau dan dapat menyebabkan zooplankton dll ikut mati”. tambah Dedi.

“Tentu hal ini tidak bisa dibiarkan. Apapun yang terjadi produksi dan produktivitas pertanian tidak boleh bersoal, termasuk meskipun harga pupuk melejit” .

Untuk itu Gerakan Pertanian Pro Organik digagas yang meliputi pemanfaatan pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah sebagai salah satu solusi terhadap masalah pupuk mahal,” kata Dedi.

Kepala SMK PP Negeri Sembawa ,Yudi Astoni yang juga turut memberikan sambutan mengajak seluruh peserta mensukseskan program genta organik.

“Kegiatan MAF yang dilakukan ini diharapkan dapat menambah ilmu dan pengetahuan mengenai penggunaan pupuk organik, proses pembuatannya yang nantinya dapat memberikan motivasi bagi para peserta agar dapat tergerak untuk terus menggalakkan genta organik” ujar Yudi.

Webinar MAF kali ini dihadiri lebih dari seribu partisipan yang menghadirkan 3 pemateri yang sangat luar biasa yakni Fuadi Irsan,(Himpunan Ilmu Tanah Indonesia/Kepala IP2TP(Kebun Percontohan), Martinus (Penggiat Petani Organik Pelestari Burung Tyto Alba Karang Agung Ilir), Suyitno (POPT PHP Dinas Prov. Sumatera Selatan).

Suyitno mengulas mengenai pupuk organik, yang mana berasal dari sisa-sisa makhluk hidup atau mengembangkan makhluk hidup berupa bakteri, kandungan unsur hara berkelanjutan guna untuk budidaya tanaman sehat (BTS).

Jenis-jenis pupuk organik dengan bermacam bentuk dan jenisnya yakni pupuk kandang, pupuk kompos, pupuk organik cair “ucapnya
Selanjutnya suyitno menjelaskan proses pembuatan pupuk organik bisa di lakukan dengan cara fermentasi dari bahan fermentasi limbah ttumbuhan.

Proses fermentasi menghasilkan unsur hara makro dan unsur hara mikro dan sangat besar menghasilkan mikro organisme yaitu bakteri, pengikat unsur hara, bakteri decomposer dan pelebur residu kimia.

Meneruskan paparan dari Suyitni, Martinus menjelaskan bahwa proses pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) tidak harus terpaku dengan salah satu bahan, artinya bila tidak ada salah satu dari bahan yang diperlukan bisa digantikan dengan bahan lain yang sesuai kandungan unsur hara yang di butuhkan. Pupuk Organik cair berbahan kotoran kambing bisa diganti dengan kotoran kelinci, Kotoran lawet bisa diganti kotoran kelelawar.

“Pemanfaatan Penggunaan pupuk organik menurut pengalaman para petani dilapangan dapat mengurangi intensitas serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), baik itu Hama Maupun Penyakit” Ungkap Martinus

Terakhir Farudi Irsan mengulas tentang Implementasi Pupuk organik dan peningkatan produktivitas, mengulik isu pertanian hari ini yakni di liat dari produksi pertanian rendah sehingga cenderung menurun yang mana biaya produksi semakin tinggi terutama pada harga pupuk yang mahal.

Fuadi menjelaskan perbedaan antara pupuk organik dan an organik yang penggunaannya harus seimbang, kelebihan serta kekurangan penggunaan pupuk organik sepeti kita tau mampu meningkatkan bahan organik tanah, kecenderungan tanah di Indonesia bahan organaik yang rendah, sehingga aktivitas mikroorganik dlm tanah menjadi cepat, ditambah jga petani di Indonesia tidak mengembalikan hasil panen ke dalam tanah.

Pupuk organik mampu mengembalikan kualitas tanah, kesuburan tanah, lebih solid denhan adanya bahan organik. Selain itu ada juga kekurangannya yakni jumlah hara yang diberikan kurang dari pupuk an organik, serta repon tanaman terhadap lebih lambat pupuk organik tidak secepat seperti pupuk kimia pada saat diberikan.

Dengan pemberikan pupuk an organik secara terus menerus maka akan mengakibatkan keasaman tanah meningkat, beberapa hara menjadi terdefesiensi. Kesuburan tanah menurun, tanah mudah tererosi.”tuturnya.

Diakhir paparannya Fuadi menyimpulkan Implementasi pupuk organik dapat meningkatkan produktivitas tanaman, meningkatkan nilai jual hasil pertanian, serta menjaga kesuburan tanah dan lingkungan”tuturnya.

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti yang memberika closing statement dalam kegiatan MAF ini mengatakan

“Pertanian organik merupakan tantangan bagi anak-anak muda, kita harus bijak dalam memanfaatkan pupuk organik ataupun pupuk kimia. Karena dengan ini kita bisa menjaga keseimbangan alam, sehingga menuku pertanian berkelanjutan,” jelas Santi.

“Mendorong digitalisasi terus dilakukan, teknologi terus diterapkan agar menjembatani kebutuhan konsumen akan produk-produk inovatif ketangan konsumen melalui marketplace mastore hingga outlet MIA “tutup Santi. SMKPP Negeri Sembawa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *