Meranti – Potensi bisnis sagu beserta produk turunannya kian dilirik pasar global. Sagu dianggap dapat menjadi solusi, menjawab tantangan krisis pangan dunia.
“Kita harus bisa tangkap peluang, potensi sagu itu sangat besar, namun dalam pengembangannya harus libatkan semua pihak, baik itu petani, stakeholders, swasta, institusi pemerintah, badan riset dan lainnya. Kita terus bersinergi dan berkolaborasi kembangkan potensi sagu Indonesia ini, dan harus bisa kreatif hasilkan produk turunan yang semakin inovatif dan bermanfaat, serta lakukan promosi produk Indonesia ini secara tepat guna. Untuk itu, pentingnya mengamankan dan menjaga stok bahan baku tersedia dan terjamin kedepannya,” ujar Andi Nur Alam Syah, Direktur Jenderal Perkebunan.
Demi menjaga ketersediaan bahan baku sagu kedepannya, maka Kementerian Pertanian melalui Ditjen Perkebunan bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan.
Direktorat Jenderal Perkebunan memberikan bantuan benih sagu sebanyak 12.000 kepada Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan, melalui dana APBN 2023.
Kepala dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan, Ifwandi, melalui Kepala Bidang Perkebunan Zulkipli, mengapresiasi atas bantuan benih bagi petani tersebut. Hal ini dilakukan demi upaya memperkuat dan meningkatkan ketahanan pangan di Meranti (19/6).
Ia menjelaskan bahwa, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan memberikan bantuan benih sagu tersebut kepada Kelompok Tani Sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti.
“Alhamdulillah, pada tahun 2022 dan 2023 Meranti mendapatkan bantuan 12.000 benih sagu, upaya kita dalam menjemput bola meminta bantuan ke pusat bisa dikatakan direspon dengan baik. Ini merupakan bentuk kepedulian pusat terhadap ketahanan pangan sagu di Meranti, karena kita ketahui bahwa Meranti merupakan produksi sagu terbesar di Indonesia,” ujar Zulkipli.
Zulkipli menambahkan, penyaluran benih sagu sebanyak 12.000 ini sudah disalurkan ke petani pada bulan maret lalu, benih yang disalurkan pun sudah sesuai dengan permintaan bahkan lebih baik.
Lebih lanjut Zulkipli menyampaikan, “Tentu demi menjaga kualitas benih sagu, telah terlebih dahulu dicek kesehatannya sebelum benih disalurkan. Bahkan benih dikatakan baik sekali karena terlihat dari segi batang, daun dari benih ini sudah tumbuh 5 cabang, berat diatas 1 kilo bahkan mencapai 4 sampai 6 kilo, panjang akar pun hampir 6 sampai 17 cm,” jelas Zulkipli.
“Selain itu, sebelum benih disalurkan, Dinas Perkebunan Provinsi Riau turut langsung turun ke lapangan untuk mengecek kesehatan benih baik kesehatan batang, daun, akar, dan tinggi batang. Jadi penyaluran benih ini pun tidak asal kita salurkan. Setelah dinyatakan kesehatannya dan berkualitas baik, maka diberilah label biru yang dinyatakan siap salur,” ungkapnya.
Zulkipli berharap, agar program ini dapat dimanfaatkan secara baik oleh petani. Saya berharap program bantuan benih sagu ini bukan hanya bermanfaat bagi ketahanan pangan saja, tetapi nantinya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani,” harapnya.
Disisi lain, salah satu kelompok tani di wilayah Pulau Merbau turut memberikan apresiasi, berterimakasih kepada pemerintah daerah dan Dinas Ketahanan Pangan Kepulauan Meranti atas bantuan yang diberikan dan sudah tepat sasaran. “Bantuan benih dari pemerintah ini akan kami manfaatkan sebaik-baiknya sehingga nantinya ketahanan pangan di Meranti dapat tercipta dengan baik,” ujarnya.
Dengan adanya program sagu ini, Andi Nur berharap, semoga program sagu ini dapat menjadi solusi untuk mengamankan krisis pangan dunia, masyarakat termasuk petani semakin sejahtera, dan tentunya sagu Indonesia beserta turunanya semakin dikenal luas serta diminati pasar global, sesuai harapan kita semua,” harap Andi Nur. Humas Ditjenbun