Pertanian Cerdas Iklim Solusi Peningkatan Produktivitas dan Swasembada Pangan

MOJOKERTO – Pertanian cerdas dengan pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia melimpah dan ramah lingkungan adalah pertanian masa depan sektor pertanian. Dengan menggabungkan teknologi dan inovasi, kita dapat menjawab tantangan ketahanan pangan global sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.

Di Indonesia, implementasi pertanian cerdas bukan hanya sebuah peluang, tetapi juga sebuah keharusan untuk menjaga ketahanan pangan dan keberlanjutan lingkungan.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa inovasi dalam sektor pertanian sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan perubahan iklim, meningkatkan produktivitas, dan memastikan ketahanan pangan nasional.

Hal ini juga sejalan dengan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widhi Arsanti, yang menekankan pentingnya peningkatan kapasitas petani dan penyuluh dalam menerapkan praktik pertanian ramah lingkungan dan efisien.

Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan menyelenggarakan kegiatan Temu Teknis Penyuluh Pertanian 25/2/2025 untuk meningkatkan kapasitas penyuluhan pertanian dengan topik permasalahan dan tantangan pertanian cerdas iklim dalam mendukung swasembada pangan.

Temu teknis yang diikuti oleh koordinator penyuluh dan penyuluh pertanian ini bertujuan untuk membekali peserta dengan teknik budidaya yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim, efisien dalam penggunaan sumber daya, serta tetap menjaga hasil panen yang optimal. Baspenta (basmi penyakit tanaman) adalah pupuk dan pestisida ramah lingkungan yang mengedepankan bahan-bahan alami sehingga alam dan ekosistem tetap terjaga kelestariannya, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang bahan bakunya tersedia melimpah, sangat murah, tanpa merusak dan menjaga keseimbangan ekosistem.

Selama kegiatan temu teknis, peserta menerima materi mengenai berbagai teknik pembuatan pupuk dan pestisida ramah lingkungan cerdas iklim, antara lain penggunaan pupuk organik sebagai alternatif pupuk kimia. Selain itu peserta juga diajarkan tentang pembuatan pupuk dan pestisida organik yang ramah lingkungan serta bagaimana berbudidaya tanaman pangan dan hortikultura menggunakam teknik low input agriculture.

Menurut Ali sutopo, widyaiswara BBPP Ketindan yang mengajar pada temu teknis, penggabungan teknik pertanian cerdas iklim yang mengedepankan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani dalam menciptakan pertanian ramah lingkugan aspek adaptasi terhadap perubahan iklim, mitigasi dampak lingkungan, serta peningkatan produktifitas merupakan upaya dalam swasembada pangan. Ali Sutopo*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *