Petani di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) antuasias mengikuti Sekolah Lapang (SL) komoditas jagung pada lokasi pengembangan lumbung pangan baru (food estate) di Provinsi Sumatera Utara.
Kegiatan SL difasilitasi oleh Kementerian Pertanian RI bersama Program Integrasi Partisipasi Pertanian dan Manajemen Irigasi (Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project/IPDMIP).
Aktifitas SL berlangsung pada lahan jagung seluas 0,5 hektar milik ketua kelompok tani (Poktan) Martunas di Desa Parsingguran I, Kecamatan Pollung, Humbahas, belum lama ini.
“Tujuannya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani lokasi food estate Humbahas, yang seluruh proses kegiatan belajar dilakukan langsung di lapangan,” kata Rotua Nainggolan, Staf Lapangan dan Konsultan Lapangan IPDMIP di Food Estate Humbahas yang aktif mendampingi petani pada pertemuan ke-10.
Bupati Humbahas, Dosmar Banjarnahor menyambut baik kegiatan SL yang digelar Kementan dan IPDMIP untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani Humbahas mendukung pengembangan food estate.
Kegiatan SL IPDMIP berlangsung berkesinambungan sejak dibuka pada 30 Mei lalu dan dijadwalkan berakhir pada akhir Oktober 2020, diapresiasi oleh Bupati Dosmar Banjarnahor sebagai keseriusan pemerintah pusat mendukung pembangunan pertanian di Humbahas.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa pihaknya memberi perhatian serius pada IPDMIP. Sebab, tujuan utama IPDMIP, meningkatkan ketahanan pangan terutama saat ini, di tengah pandemi Covid-19 serta kesejahteraan petani.
“Tujuan IPDMIP meningkatkan ketahanan pangan, penting bagi Indonesia mencapai mandiri pangan, terlebih di tengah pandemi Covid-19. Pendapatan masyarakat pedesaan pun turut meningkat,” kta Mentan.
Penegasan Mentan Syahrul digarisbawahi Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] bahwa IPDMIP mendukung ketahanan pangan, khususnya pengembangan pertanian secara berkelanjutan.
“Didukung IPDMIP, sekolah lapang bertujuan mencegah kendala teknis di lapangan sekaligus mengetahui solusi dari kegiatan praktik lapangan,” kata Dedi Nursyamsi.
Rotua Nainggolan menambahkan pada pertemuan SL ke-10, materi yang dibahas adalah perawatan tanaman jagung pada lahan setengah hektar menggunakan varietas Bisi 18.
“Para petani diajarkan langsung bagaimana melakukan pemangkasan daun dan batang bagian atas tanaman jagung. Juga membelah kulit jagung dari tongkolnya untuk mempercepat pengeringan tongkol jagung,” kata Rotua Nainggolan seperti dilansir dari keterangan tertulis Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan BPPSDMP).
Menurutnya, kegiatan SL IPDMIP mengingatkan petani tentang pemangkasan daun dan batang atas jagung dilakukan pada umur 131 hari setelah tanam.
“Diharapkan dengan perawatan yang teratur, tanaman jagung tersebut tidak diserang hama dan menghasilkan panen sesuai harapan petani,” kata Rotua Nainggolan. HEVY/LA