Upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD) untuk mencetak wirausaha muda di bidang pertanian terus ditingkatkan, termasuk kolaborasi dengan menggandeng sejumlah Petani yang telah sukses wirausaha dari Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) dan juga Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di Provinsi Sulawesi Selatan.
Salah satunya yaitu Idris ketua dari P4S Nijalling Alam Makmur, Kab. Maros yang menggeluti budidaya jamur tiram bersama fasilitator dari BBPP Batang Kaluku serta dinas terkait dan BPP Moncongloe yang telah mentransformasi diri menjadi BPP Kostratani untuk dijadikan BDSP.
Program YESS mempunyai target untuk mencetak 2,5 juta petani milenial dan mampu berwirausaha pertanian.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan generasi milenial merupakan penggerak ekonomi nasional, utamanya di bidang pertanian. “Indonesia merupakan negara agraris, potensi sektor pertanian kita sangat besar dan menjadi sektor utama penyokong pembangunan. Sudah saatnya pemuda pedesaan kembali ke kampung halamannya untuk menggali dan mengolah potensi pertanian di daerahnya masing-masing” tegas SYL.
Menurutnya, tongkat estafet petani selanjutnya ada pada pundak generasi muda. “Mereka mempunyai inovasi dan gagasan kreatif yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan pertanian. Tugas kita untuk mengedukasi dan mempromosikan sektor pertanian kepada generasi muda. Saatnya kita buktikan bahwa sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan”, tambah SYL.
Di sisi lain, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi dalam beberapa kesempatan menyampaikan untuk mencapai target dan kondisi ideal bagi pemenuhan kebutuhan pangan nasional, maka dituntut tersedianya SDM pertanian yang professional, mandiri, berdaya saing, dan jiwa wirausahawan. “Untuk itu Kementan melalui BPPSDMP mengupayakan peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan serta didukung oleh program-program lainnya seperti program YESS ini”, ujar Kabadan.
P4S Nijalling Alam Makmur yang di diketuai Idris ini sudah berdiri sejak 4 tahun yang lalu. Dalam menjalankan fugsinya P4S Njaling Alam Makmur melakukan pelatihan 1-2 kali setiap tahunnya untuk komoditas utama padi dan tiga kali setiap tahunnya untuk komoditas jamur tiram.
“Saya sudah merintis usaha jamur tiram sejak 3 tahun yang lalu, dengan modal awal 3-4 juta untuk 200 baglog. Hasil panen pertama saya berikan ke kerabat dekat sebagai salah satu bentuk promosi. Saat ini kapasitas produksi jamur tiram sebanyak 5-6 kg perhari dengan harga jual 40.000/kg. Harga jamur tiram di pasaran biasanya 25.000/kg tetapi dengan di packaging produk jadi terlihat lebih menarik dan aman sehingga dapat menambah nilai jual. Untuk jangakauan pemasaran jamur tiram kini telah menjangkau kota makassar” papar Idris.
Selain fokus pada budidaya jamur, P4S Nijalling Alam Makmur juga membina 6 kelompok tani dengan luas lahan 25- 30 ha perkelompoknya dengan komoditas utama padi. “Saya siap mendukung program ini dengan menjadi mentor atau fasilitator khususnya untuk budidaya jamur tiram”, pungkas Idris.
Tak hanya menggandeng P4S, program YESS juga menggandeng BPP Kostratani Moncongloe. Transformasi BPP menjadi Kostratani diharapkan mampu untuk menjadi tempat belajar, berlatih serta pusat data dan informasi bagi penyuluh dan petani serta generasi milenial lainnya.
Koordinator Penyuluh BPP Moncongloe, Habibi menyambut baik hadirnya program YESS di kabupaten Maros, Sulsel ini. “Kami siap berbenah diri untuk berperan aktif sebagai pusat pembelajaran pengembangan pertanian dan pelayanan masyarakat di wilayah kecamatan”, tegas Habibi. NURLELI