Kementerian Pertanian terus mengajak generasi milenial untuk bergabung dalam pembangunan pertanian. Berbagai program regenerasi pertanian dikeluarkan, diantaranya program YESS yang digelar di Tulung Agung. Program YESS ikut menaikkan kualitas pertanian Tulung Agung dengan melakukan Assesment CPCL.
“Pertanian sekarang tak lagi sama dengan pertanian di masa lalu. Di era digital seperti sekarang sektor pertanian juga beradaptasi dengan teknologi 4.0 untuk menjawab tantangan ke depan. Di situlah peran serta generasi milenial sangat diperlukan,” ujar Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.
Mentan Syahrul meminta generasi milenial pertanian agar dapat memanfaatkan paradigma baru dunia digital dalam mengembangkan perihal bertani.
“Saya yakin ditangan generasi milenial yang memiliki beragam ide, kreasi dan inovatif akan mampu mengubah sektor pertanian menjadi lebih modern dan menjanjikan”, tambah Syahrul.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi yang menyatakan bahwa sudah banyak generasi milenial yang sukses menjadi petani dan wirausaha pertanian milenial.
Sebagai contoh Kementerian telah memiliki 67 Duta Petani Milenial (DPM)/Duta Petani Andalan (DPA). Mereka merupakan sebagian dari banyaknya petani dan wirausaha pertanian yang berusia muda dan telah membuktikan kesuksesan dari sektor pertanian.
Dedi mengatakan, untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas, transformasi pertanian harus dilakukan dari yang konvensional ke modern.
“Kita harus beralih dari pertanian tradisional ke pertanian era industri 4.0. Ciri-ciri dari era teknologi pertanian 4.0 adalah pemanfaatan internet of things (IoT), big data, remote sensing, robot construction, dan artificial intelligence,” katanya.
Saat ini para petani milenial sudah banyak yang menggunakan kemajuan teknologi dalam mengelola usaha taninya. Tak hanya itu mereka saat ini telah banyak memanfaatkan aplikasi untuk dapat mendekatkan produsen dengan konsumen, atau petani dengan masyarakat.
“Petani milenial sudah banyak berkiprah di bisnis pertanian. Baik on farm seperti budidaya, maupun diolahan dan pemasaran atau off farm misalnya melalui penyediaan di marketplace softeker dan lain-lain. Sektor pertanian sudah masuk era industri 4.0. Dan anak-anak muda pertanian sudah harus bergabung di dalamnya,” tutur Dedi.
Untuk terus meningkatkan peran generasi milenial dalam sektor pertanian, Kementan bekerjasama dengan IFAD mengupayakan regenerasi petani melalui program Youth Entrepreneurship And Employment Support Services (YESS).
Tak semata memberikan bantuan secara cuma-cuma program YESS memiliki misi untuk membina dan mensupport generasi milenial di pedesaan untuk menekuni dan sukses mengelola sektor pertanian.
Secara teknis, program YESS menyasar generasi milenial di pedesaan yang berada dibawah koordinasi BPP di masing masing kecamatan di Kabupaten yang menjadi sasaran program YESS. Salah satu kabupaten penerima manfaat dari program YESS di provinsi Jawa Timur adalah kabupaten Tulung yang memiliki 19 Kecamatan.
Sebagai langkah awal dalam mencapai tujuan program YESS yakni mencetak petani dan wirausaha pertanian milenial yang maju, mandiri dan modern serta memiliki daya saing, PPIU Jawa Timur yakni Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang telah melaksanakan workshop dalam rangka assesment CP/CL yang selanjutnya akan ditetapkan sebagai penerima manfaat proyek YESS.
Kegiatan dilaksanakan di Kantor Dinas pertanian Tulung Agung (13/11) menghadirkan 19 BPP (satu kecamatan, satu BPP) dan 4 orang mobilizer dari LSM Persepsi.
“Utamakan kualitas data dan jangan segan untuk mengeliminasi data yang dianggap tidak lengkap dan meragukan, sehingga program tepat sasaran,” ujar perwakilan NPMU dan PPIU.
Untuk mendapatkan data yang akurat dan tepat sasaran maka keragaman data yang disajikan oleh masing BPP masih harus dilengkapi dan diverifikasi ulang oleh penyuluh lapangan sebagai identifikator data petani muda di tingkat desa.
Salah seorang penyuluh dari Kabupaten Tulung Agung menyatakan dukungannya terhadap program YESS ini. Para penyuluh menyatakan kesiapannya untuk mencari bibit-bibit potensial petani dan wirausaha pertanian milenial di wilayah binaannya.
Mereka pun menyatakan bila pertanian ini tidak dilanjutkan oleh generasi muda atau generasi milenial, siapa lagi yang akan melanjutkan perjuangan pahlawan pangan ini. NURLELI