Manfaat Jahe Putih

Hortikultura36 Dilihat

Jahe Putih Lokal Terentang dibudidayakan secara turun temurun oleh masyarakat Kecamatan Terentang Kabupaten Kubu Raya. Dahulu, tanaman ini dikenal sebagai tanaman obat dan hanya ditanam di pekarangan rumah penduduk. Tanaman ini mulai dikembangkan di Desa Teluk Empening Kecamatan Terentang pada awal tahun 2007 dengan harga bibit ditingkat petani sekitar Rp 2.000,- saat itu. Lama kelamaan permintaan dari komoditi  jahe ini mulai meningkat dan pasar mulai terbentuk.

Menurut Arpandi sebagai petani membudidayakan jahe lokal Terentang, biasanya petani jahe di Terentang diwaktu panen raya, hasil panennya tidak langsung dihabiskan saat itu juga, tetapi masih disimpan sekitar 15-20 % untuk menutupi disaat gagal panen di pertanaman selanjutnya. Biasanya panen berikutnya dapat meraup pendapatan lebih banyak dari tanam sebelumnya dan gagal panen dapat tertutupi.

“Budidaya tanaman jahe di Kecamatan Terentang, banyak dilakukan di lahan  gambut dari pada di tanah liat. Dikarenakan di tanah gambut lebih cepat panen daripada di tanah liat. Di tanah gambut umur 4 bulan sudah panen dibandingkan di tanah liat baru panen sekitar 6-8 bulan,” kata Arpandi.

Jarak tanam yg digunakan 20 cm antar tanaman dengan panjang bedengan 100 m dan jarak antar bedeng 1,5 m. Dari tiap bedeng ini  didapatkan hasil sekitar 200 – 240 kg jahe, dan untuk 1 ha nya bisa didapatkan sekitar 15 – 16 ton jahe. Perlakuan pasca panen ini dilakukan tanpa pencucian jahe, hanya dibersihkan saja untuk ketahanan daya simpan jahe. Keunggulan dari jahe putih lokal Terentang ini  diantaranya serat lebih halus, kadar air tinggi  dan rasanya tidak terlalu pedas.

Peran Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kubu Raya dalam pengembangan jahe lokal putih terentang di Kecamatan Terentang salah satunya pengadaan gudang produksi yang sudah dilaksanakan pembangunannya. Kendala yang dihadapi saat budidaya pengembangan jahe putih lokal Terentang adalah ketersediaan benih bersertifikat. “Karena kalau mendatangkan dari wilayah luar Kalimantan Barat selain benihnya saat tiba belum tentu bisa ditanam karena kondisi benih yang harus beradaptasi dan biaya transportasi yang lumayan mahal untuk sampai ke lokasi, maka lebih baik menggunakan benih hasil dari petani setempat yang memang sudah beradaptasi dengan baik di wilayah tersebut,” ujar Rani, selaku PPL Desa Teluk Empening.

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kubu Raya telah melakukan observasi oleh tim uji keunggulan yang dibentuk untuk mengidentifikasi jahe putih lokal Terentang untuk proses pendaftaran varietas tanaman ke Pusat PVTPP (Perlindungan Varietas Pertanian dan Perizinan Pertanian) Kementerian Pertanian. Selanjutnya setelah keluar Sertifikat Tanda Daftar akan ditindak lanjuti dengan Pendaftaran dalam rangka melepas varietas menjadi Varietas Unggul Nasional.

Untuk Pendaftaran sebagai Varietas Unggul Nasional, nanti akan ada tim dari UPTPSB (Unit Pelaksana Teknis Pengawasan dan Sertifikasi Benih) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat sebagai tim Penguji Kebenaran, yang akan mengeluarkan rekomendasi tentang kebenaran varietas dan merupakan salah satu persyaratan yg harus dilampirkan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kab. Kubu Raya dalam proses Pelepasan Varietas Jahe Putih Lokal Terentang, ditambahkan oleh Martadi selaku Pengawas Benih Tanaman Kabupaten Kubu Raya. ASW/YENI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *