Kamis, 11/12/2020 dilaksanakan panen dan ubinan di kelompok tani (Poktan) Sukomulyo Desa Sinungrejo Kecamatan Ambal. Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Poktan Sukomulyo merupakan satu dari Poktan di Desa Sinungrejo yang merupakan bagian dari gabungan kelompok tani (Gapoktan) Sri Karya. Selain Sukomulyo, juga terdapat 4 poktan lainnya, yaitu Sumber Makmur, Sumber Mulyo, Sumber Rejeki, dan Sumber Bahagia. Sinungrejo sendiri memiliki luas lahan sawah sekitar 204,04 hektar dengan irigasi teknis.
Lokasi panen dilaksanakan di Poktan Sukomulyo dengan luas lahan 40 hektar, varietas IR 64 Jumbo yang ditanam menggunakan teknologi sistem jajar legowo 4:1.
Perlakuan tanam menggunakan pemupukan berimbang, pengolahan lahan yang baik serta pengendalian hama secara terpadu. Kegiatan ubinan dilakukan dengan cara mengukur lokasi panen 2,5 m x 2,5 m, dilanjutkan dengan perontokkan menggunakan power treser untuk mempermudah proses perontokan gabah.
Kegiatan panen dan ubinan ini dihadiri oleh Koordinator BPP Kecamatan Ambal, Endang PMH, Kepala Desa Sinungrejo, Mulyanto, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di BPP Ambal, serta anggota Poktan Sukomulyo. Endang menyampaikan, hasil ubinan petak I diperoleh 3,605 kg, dan petak II 3,825 kg.
“Dari hasil tersebut diperoleh rata-rata hasil ubinan 3,715 kg. Dengan hasil ubinan 3,715 kg dikonversi menjadi 5,944 ton/ha dan per 100 ubin diperoleh hasil produksi 8,491 kw. Untuk luasan lahan yang dipanen sekitar 1 hektar,” ujar Endang.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan bahwa tantangan yang dihadapi pertanian saat ini adalah mencukupi pangan bagi seluruh rakyat indonesia. “Kita harus memastikan ketersediaan pangan di seluruh tanah air. Untuk itu, saya mengajak seluruh penyuluh dan petani untuk tetap sehat di situasi pandemi covid-19. Bisa mendampingi petani untuk genjot produksi, sama-sama turun ke lapangan, sama-sama tanam, olah tanah, panen, mengolah hasil panen, mendistribusikan hasil panen, sehingga petani mendapat penghasilan yang layak,” tutur SYL.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi juga menegaskan bahwa pandemi Covid-19 mempengaruhi perekonomian, namun sektor pertanian terus kokoh lantaran kerja keras petani didampingi penyuluh. “Petani harus turun ke lapangan, penyuluh harus turun ke lapangan dan mendampingi petani. Dalam kondisi apa pun, pangan tidak boleh bermasalah. Pangan tidak boleh bersoal. Untuk itu, kita harus tanam dan memastikan produksi tidak berhenti,” tegas Dedi.
“Harapan kami selaku petugas penyuluh pertanian lapangan kegiatan ubinan selalu dilakukan ketika panen sehingga hasil produksi padi bisa diprediksi untuk mengetahui jumlah produktivitas setiap musim tanam. Untuk persiapan musim tanam selalu dipersiapkan dengan baik salah satunya dengan pemilihan benih yang unggul dan pemilihan teknologi yang bagus sehingga hasilnya panen bisa lebih maksimal, “ tukas Siti Maesaroh, PPL di BPP Ambal.
Maesaroh juga menambahkan, setelah dilakukan panen, petani biasanya segera melakukan sebar pethuk dan membuat persemaian secepatnya untuk mengejar musim tanam berikutnya agar tidak tertinggal mencapai indeks pertanaman (IP) 300. “Petani di Desa Sinungrejo mengunakan pola tanam padi-padi-padi atau padi-padi-palawija. Setelah panen, petani disini juga melakukan sebar pethuk,” imbuh Maesaroh. SMAE/YENI