Pemuda Klaten Buktikan Profesi Petani Lebih Menjajikan

 “Kita harus memastikan ketersediaan pangan di seluruh tanah air, baik ketersediaan pangan di seluruh tanah air, ketersediaan bahan pangan maupun ketersediaan akses untuk mendapatkannya. Penyuluh wajib mendampingi petani untuk menggenjot produksi, sama-sama turun ke lapangan, sama-sama tanam, olah tanah, panen, mengolah hasil panen, mendistribusikan hasil panen, sehingga petani mendapat penghasilan yang layak,” tegas Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Gambaran itu nampak dari salah satu kegiatan yang tengah digenjot oleh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kalikotes di Kabupaten Klaten. BPP ini tergolong inovatif dan inspiratif di Kabupaten Klaten yang tidak pernah lelah dalam mendampingi petani dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas.

Galih Andika Saputra (27 tahun) salah satu contoh sukses pembinaan dan pendampingan dari Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Klaten melalui BPP Kalikotes. Sebelum terjun menjadi petani, Galih bekerja di hotel berbintang di Jakarta. Adanya pandemic Covid-19 memaksa Galih kembali ke desa dan terjun menjadi petani.

“Saya memilih bertanam bawang merah dan alhamdulillah hasilnya lebih menjanjikan. Keuntungan sebagai petani bawang merah varietas Tajuk di lahan seluas 3.600 meter persegi mencapai hingga Rp 127 juta”, ucap Galih.

Musim ini Galih memilih menanam gambas atau oyong disela musim tanam bawang merah karena curah hujan yang terlalu tinggi. Kurun waktu selama 40 hari Galih telah memanen oyong 4 kali dengan harga di tingkat petani Rp. 5.000 – Rp. 5.500 per kg. Harapan Galih panen bisa dilakukan sampai 30 kali dalam sekali musim tanam ini.

Camat Kalikotes, Seniwati juga ikut memanen gambas atau oyong yang dibudidayakan Galih. “Saya berharap petani di Kecamatan Kalikotes bisa maju dan berkembang, tidak ada kata terlambat untuk maju, tidak ada kata terlambat meskipun pandemi tetap terus semangat menanam, berbudidaya apa yang berpotensi di Kalikotes. Hidup Petani Milenial,” ujar Seniwati.

Lili Frischawati Koordinator BPP Kostratani Kalikotes menyampaikan bahwa Gambas atau oyong merupakan tanaman hortikultura yang memiliki niai ekonomi tinggi apalagi di budidayakan petani muda di daerahnya.

“Gambaran Galih yang tekun usaha dan menghasilkan tanpa keluar kampung dan memperoleh untung besar bisa menjadi pahlawan/wirausaha muda di Klaten. Sebab bertani khusunya di bidang hortikultura membutuhkan modal besar dan juga teknologi lebih intensif. Dan Galih Andika Saputra bisa membuktikan kesuksesannya,” kata Lili.

Selaras dengan arahan Menteri Pertanian, Kepala badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedy Nursyamsi mengatakan, pentingnya mengoptimalkan fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) melalui Konstratani. “ BPP berfungsi pusat pembelajaran untuk penyuluh dan petani, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat konsultasi agribisnis dan pusat pengembangan jejaring kemitraan. Dan tentunya menjadi center of excelent semua aktivitas pertanian,” pungkas Dedi. LILI/YNI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *