CIAWI – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, (SYL), membuka Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Volume Tiga 2022 secara virtual, Selasa (24/5). Dalam kesempatan tersebut, SYL mengapresiasi tingginya minat peserta yang mencapai 1 juta 700 lebih, di event dengan tajuk Pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk Agribisnis tersebut.
Seperti diketahui, Kementerian Pertanian (Kementan) mengajak para petani memanfaatkan KUR untuk meningkatkan nilai tambah pascapanen. Pemerintah sendiri akan mempermudah persyaratan program KUR pertanian, termasuk menaikkan kebijakan KUR tanpa agunan. Pemanfaatan KUR turut digenjot Kementan lewat Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh.
“Hari ini kita laksanakan untuk memanfaatkan seluruh potensi yang ada. Baik kepada kita sendiri sebagai umat manusia, maupun kepada alam yang sudah tersedia. Petani harus makin maju, makin modern menghadapi era digital dan tantangan kedepan,” ujar Mentan SYL.
Lebih lanjut, SYL sangat berkeyakinan jika program Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh dengan tema Pemanfaatan KUR untuk Agribisnis, mampu memberikan dampak besar bagi pembangunan kehidupan bangsa baik saat ini dan juga di masa depan.
“Saya yakin apa yang kita capai hari ini adalah bagian-bagian untuk menghadirkan energi bangsa dalam rangka membangun kehidupan kedepan yang lebih baik dan juga lebih sejahtera,” papar SYL.
“Oleh karena itu, pelatihan ini sangatlah penting dan juga sangat strategis. Karena kita ketahui bersama pelatihan sejuta petani dan Penyuluh dengan tema pemanfaatan KUR untuk agribisnis ini adalah upaya untuk menghadapi tantangan dunia,” tambah menteri kelahiran 16 Maret 1955 tersebut.
Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, menjelaskan jika program Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Volume Ketiga dengan tema Pemanfaatan KUR untuk Agribisnis ini, dilaksanakan juga atas tindaklanjut dari arahan SYL.
Dalam acara pembukaan program secara virtual yang dipimpin langsung oleh SYL, turut hadir 10 perwakilan daerah. “Kegiatan ini sendiri sebagai tindak lanjut atas arahan bapak menteri. Di mana kita harus memulai pelatihan petani dan penyuluhan secara online dan juga offline,” papar Dedi. YENI