Petani Kopi Asal Malang, Kenalkan Kopi Lokal Melalui Griya Kopi Katinden

Malang – Kopi merupakan salah satu minuman yang paling populer di dunia. Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), Andi Nur Alam Syah mengatakan, saat ini produksi kopi nasional mencapai 774,70 ribu ton yang terdiri dari produksi kopi Perkebunan Rakyat (PR) sebesar 769 ribu ton atau 99,33 persen dan produksi kopi Perkebunan Besar (PB) sebesar 5,67ribu ton atau 0,67 persen. Semua kopi tersebut tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia dengan produktivitas 817 kg/ha.

Sejak dulu hingga sekarang, minuman yang satu ini memang tetap menjadi primadona. Para penikmat kopi di Indonesia semakin hari semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan semakin menjamurnya bisnis kopi dan coffee shop di berbagai kota di seluruh Indonesia. Budaya minum kopi di Indonesia masih ada hingga saat ini. Biasanya warga Indonesia meminum secangkir kopi pada pagi hari dan malam hari hanya sekedar untuk berkumpul dengan keluarga atau teman-teman. Kebiasaan inilah yang membuat kebutuhan kopi di Indonesia cukup tinggi.

Menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018-2022, jumlah penduduk yang termasuk kategori pemuda adalah sebesar 63.82 juta jiwa. Jumlah tersebut merupakan seperempat dari total penduduk Indonesia. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menargetkan pasar yang lebih luas untuk penjualan kopi asal Indonesia. Dia mengatakan, saat ini banyak penikmat kopi di dunia yang suka terhadap kopi Indonesia. Jika dilihat dari banyaknya jumlah pemuda tersebut, tren konsumsi kopi di kalangan pemuda berpotensi besar meningkatkan jumlah konsumsi kopi di Indonesia. Pernyataan tersebut didukung oleh data yang bersumber dari International Coffee Organization (ICO) yang menunjukkan adanya tren kenaikan konsumsi kopi di Indonesia.

UMKM atau bisa disebut dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah ini sangat penting dalam sektor ekonomi nasional, UMKM ini berperan sangat besar dalam meningkatkan perekonomian Indonesia, salah satunya UMKM yang ada di Desa Ketindan, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang yaitu UMKM bernama “Griya Kopi Katinden” yang mulai berdiri pada tahun 2021. Usaha ini didirikan oleh sepasang suami istri yang tertarik akan usaha kopi.

Hariyanto merupakan seorang pengusaha yang berumur 48 tahun, ia adalah salah satu ketua dari kelompok tani bernama “Budi Luhur” yang terletak di Desa Ketindan. Pemilik usaha ini mengatakan bahwa dalam usaha perkopian ini, memiliki lahan atau kebun kopi sendiri. Produk yang ditawarkan kepada konsumen sangat beragam dari jenis kopi arabika maupun robusta. Hariyanto juga menerima pesanan mulai dari bentuk cherry, green bean, whole bean, ground bean, hingga yang diolah menjadi sabun.

Dari usaha ini pemasaran yang dilakukan oleh Hariyanto adalah dengan mengikuti pameran atau event-event tertentu, memberi tester kepada konsumen dan juga menggunakan marketing “sales”. Dari UMKM kopi tersebut, Hariyanto akhirnya mengikuti Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Service (YESS) program Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementrian Pertanian pada bulan September 2022 yang bertujuan untuk menciptakan wirausaha milenial yang tangguh dan berkualitas. Menurut Hariyanto mengikuti program YESS tersebut memiliki banyak manfaat salah satunya dalam berwirausaha.

Menurut Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, program YESS dirancang untuk menghasilkan wirausahawan muda pedesaan serta menghasilkan tenaga kerja yang kompeten di bidang pertanian. Melalui Program Youth Enterpreneurship and Employment Support Service (YESS), Kementerian Pertanian menciptakan wirausaha milenial yang tangguh dan berkualitas.

Produk yang dijual dihargai mulai dari 10 – 15 ribu rupiah tergantung jenis kopi, berat kopi dan bentuk kemasannya. Melalui usaha ini, fasilitas yang ada juga sudah cukup memadai, tak heran lagi UMKM kopi Hariyanto ini menjadi favorit beberapa orang. Rencana kedepan dalam UMKM Hariyanto, yaitu menghasilkan produk baru berupa sabun cair dan sabun batang yang terbuat dari kopi dan hal tersebut masih dalam proses. Adapun minuman teh yang terbuat dari daun kopi karena tidak semua orang bisa minum kopi dan produk ini juga masih dalam proses.

“Saya berharap dari usaha ini semoga makin berkembang dan makin banyak yang menyukai produk yang telah kami tawarkan,” ujar Pak Hariyanto. Laila/ Yeniarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *