Agus Supriyadi, petani sukses asal Pati yang juga seorang Duta Petani Milenial (DPM ) dan Duat Petani Andalan (DPA) Kementerian Pertanian, kini mempunyai tiga PT, 1 CV, dan dua koperasi yang membidangi pertanian dengan mitra 284 anggota di Majalangka, 150 di Brebes, dan 14 kecamatan di Jepara dengan berbagai kluster komoditas.
Saat menceritakan kisah suksesnya pada acara Bimbingan Teknis (Bimtek) “Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) dan Kelompok Wanita Tani (KWT) Lokasi SIMURP Komponen A Tahun 2023” di Hotel Aston Inn Semarang. (6/7), Agus mengatakan, dirinya seorang anak petani dan didik menjadi petani oleh orang tuanya khususnya komoditas hortikultira dan tanaman pangan juga beternak kerbau dan sapi. “Kita selalu mengikuti arahan dari orang tua cara bertani. Hasil dari kotoran ternak, saya bawa ke sawah untuk dijadikan pupuk,” ujarnya.
Menurutnya, dalam keluarga, hanya dirinya yang menekuni pertanian, sedangkan kakak-kakaknya lebih memilih menjadi PNS. Karena kebanyakan dari mereka menganggap menjadi petani hitam/dekil susah mendapat istri. “Dari situlah saya tetap ingin menjadi, tapi yang keren dan menghasilkan tidak seperti yang mereka bayangkan,” ungkap Agus.
Dalam menggeluti budidaya bertanam, Agus mengaku selalu tertantang, apakah setiap tempat/lahan itu budidayanya bisa sama ditanami semua komoditas. Ternyata hal tersebut tidaklah benar, karena tidak semua lahan cocok ditanami. “Saya pernah lihat hamparan luas. Saya berfikir kalau semua ditanami maka aaya akan untung besar. Lalu saya coba tananmi kangkung 1 hari 1 klop, agar produkainya kontinyu setiap hari karena memang pernintaan paaar setiap hari. Dari produksi yang kontinyu itulah, akhirnya paaar yang mencari saya. Mereka langsung membeli ke kebin setiap hari. Otomatis aaya mengurangi coat distribusi sehingga lebih untung lagi,” katanya.
Untuk menekan kerugian saat harga turun, Agus mengaku mengatasinya dengan subsidi silang yaitu dengan menanam komoditi lain. Di saat harga satu komoditi turun, maka komoditi yang lain akan mwnutupi karena harga naik. “Kalau harga kangkung turun, maka akan ditutup harga kentang atau kacang panjang yang harga sedang naik, sehingga kerugian tidak terjadi,” jelas Agus.
“Hasil panen, petani bisa jualan sendiri. Tapi kalau sudah tersistem dan pasar ausah jelas, maka semua bisa dikerjakan dengan mitra untuk memenuhi pasar san pasti akan merasakan keuntungan dari bertani. Dalam melakukan kemitraan saya berharap, petani nantinya bisa mandiri tidak terus bergantung setelah kita bina,” ucapnya.
Agus selalu mengajak anak muda untuk terjun ke dunia pertanian, karena prospeknya sangat menguntungkan apalagi dampak dari kriaia pwrang Rusia- Ukraina. Ia mengajak semua inaan pertanian bersatu untuk menghasilkan produksi sebanyak-banyaknya untuk mencukupi kebutuhan pasar dalam negeri bahkan ekspor menjadikan Indonesia lumbung pangan dunia.
“Anak saya tahun lalu, usia 19 tahun sudah terpilih menjadi Young Ambasador Kemenetrian Pertanian dan sudah membina petani. Pendapatannya dalam bertani bisa 19 milyar setahun. Jadi saya sudah ada penerusnya. Semoga pemuda tani semakin bertambah, untuk regeneasi dan membangun pertanian menjadi lebih baik san modern,” imbuh Agus.
Petani sukses ini selalu membuka peluang bagi pemuda yang ingjn terjun ke dunia pertanian. Menurut Agus, anak muda khususnya pemula, tidak mengetahui apa yang akan di lakukan bila ingin bertani. “Kalau ada anak muda yang ingin bertani, kita kumpulkan, diskusi dalam benruk kelompok dengan manajemen dan ada pengurusnya. Lalu akan dibina dan dihubungkan dengan lembaga pembiayaan yang dananya mereka kelola sendiri. Kalau mereka untung, mereka untung sendiri. Bila tergabung dalam koperasi pemasaran nanti, juga ada pembagian untung,” ucapnya.
Kepada peswrta Bimtek KET dan KWT lokasi SIMURP, agar mulai menata aiatem pengelolaan dan peningkatan kapasitas SDM, serta tata kelola pasar untuk biaa meloby agar banyak pasar yang datang untuk melakukan kerjasama. Dengan demikian, KWT dan KEP akan lebih berkembang dan maju san paati akan menguntungkan. Agar KWT dan KWT betkembang. “Kita kasihkan sesuatu, kalau SDM nya tidak mumpuni akan percuma. Jadi penguatan SDM itu penting dan didamping mentor yang mumpuni juga penting,” katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nusyamsi mengatakan, kunci keberhasilan bila ingin produk pertanian kita bersaing, maka harus bisa mengatur peningkatan produktivitas. “Perbaiki efisiensi, kualitas, itu yang menentukan produk kita laku atau tidak di pasar global,” ujarnya.
Bagi Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, pertanian adalah sektor yang paling strategis dalam meningkatkan nilai tambah baik untuk masyarakat desa maupun kota. Pertanian bahkan bisa menjadi daya gedor bagi tumbuh kembangnya ekonomi nasional. Hal ini terbukti karena pertanian mampu tumbuh sebesar 16,42 persen disaat sektor lainya terpuruk akibat pandemi covid 19. “Karena itu saya selalu marah dengan impor, produktivitas kita tinggi buat apa impor,” ujarnya. NF