Ogan Komering Ilir (17/07) – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) Panen Perdana Kelapa Sawit Program Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat di KUD Perkebunan Kelapa Sawit Bumi Jaya dari Desa Bumi Harapan, Kecamatan Teluk Gelam, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan.
“Pengoptimalan produktivitas dan penggunaan agroinput perlu dilakukan secara maksimal karena ini menjadi tantangan utama pekebun sawit Indonesia, yang dapat berdampak besar bagi masa depan sawit rakyat Indonesia jika tidak segera dilakukan suatu langkah komprehensif. Sesuai arahan Presiden RI kita perlu melakukan upaya perbaikan dari hulu perkebunan kelapa sawit rakyat dengan mengganti tanaman tua atau tidak produktif melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR),” ujar Mentan SYL.
Mentan SYL menjelaskan, dari luas areal sawit rakyat tersebut, setidaknya terdapat 2,8 juta hektar potensial untuk diremajakan. Peningkatan produksi dan produktivitas kelapa sawit terus difasilitasi dengan pemanfaatan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) melalui kegiatan peremajaan sawit rakyat sejak tahun 2017 difokuskan kebun-kebun sawit rakyat dengan tanaman tua (lebih dari 25 tahun), produktivitas rendah, dan sudah waktunya diremajakan.
“Setiap tahun program PSR ditargetkan seluas 180.000 hektar yang tersebar di 21 provinsi sentra peremajaan sawit rakyat. Provinsi Sumatera Selatan merupakan provinsi dengan capaian realisasi program PSR terluas di Indonesia, yaitu seluas 59.329 Ha sekaligus pelopor program PSR di Indonesia, sedangkan Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan kabupaten dengan realisasi program PSR terluas di Indonesia, yaitu seluas 27.955 Ha. “Tentu panen perdana ini sangat membanggakan, patut diapresiasi. Ini adalah prestasi dan bisa dijadikan penyemangat bagi para pekebun sawit lainnya di Indonesia,” harapnya.
Mentan SYL memberikan apresiasi terhadap Direktorat Jenderal Perkebunan yang telah mengupayakan dan mendorong konsep “Satu Sawit Indonesia Berkelanjutan”.
“Program ini salah satu upaya untuk mendorong tata kelola Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat. Dengan konsep satu regulasi yang mengatur hulu ke hilir kelapa sawit. Satu paket kelapa sawit untuk peremajaan kelapa sawit (PSR), Sertifikasi ISPO, Sarana dan Prasarana (Sarpras), dan peningkatan kompetensi SDM. Konsep Satu Sawit ini juga melibatkan seluruh elemen dalam industri kelapa sawit melalui kerja inovatif dan kerja kolaboratif,” jelas Mentan SYL.
Mentan SYL menambahkan, berbagai upaya yang dilakukan Direktorat Jenderal Perkebunan patut didukung oleh seluruh pihak dengan berhasil mendorong integrasi seluruh sistem untuk semua berbasis spasial yang menjadi data induk yang dapat digunakan dalam setiap program kelapa sawit oleh pemerintah.
Terkait dengan upaya pencapaian peningkatan produksi dan efisiensi, perlu dilakukan upaya mengantisipasi kebutuhan tenaga kerja kebun sehingga perlu dioptimalkan pemanfaatan mekanisasi untuk komoditas kelapa sawit.
“Saat ini saya mengapresiasi adanya kolaboratif antara Direktorat Jenderal Perkebunan dengan Direktorat Jenderal PSP dalam menginisiasi model taksi alat mesin perkebunan (TITAN). Program ini diharapkan dapat menekan biaya usaha kelapa sawit seminimal mungkin,” harap SYL.
Paket TITAN menyediakan alsin mulai dari pengolahan lahan, tanam, budidaya, panen yang dapat di akses oleh petani melalui program SARPRAS BPDPKS atau melalui KUR.
Mentan meminta jajarannya agar terus melakukan akselerasi PSR. Ia berharap target program PSR tahun ini dapat mencapai 200.000 hektar dan itu dimulai dari Provinsi Sumatera Selatan dan khususnya Kabupaten Ogan Komering Ilir.
“Tantangan ini tentu bisa kita capai asalkan kerja kolaboratif dan inovatif yang harus di kedepankan. Pada kegiatan panen perdana ini, saya mengajak semua pihak yang terlibat dalam program peremajaan sawit rakyat, khususnya pekebun sawit program PSR di Kabupaten Ogan Komering Ilir, menjadikan hari ini sebagai momentum untuk mewujudkan komitmen bersama meningkatkan produktivitas kebun rakyat yang pada akhirnya memberikan peningkatan kesejahteraan pekebun sawit. Luar biasa petani di sini, sudah merubah mainset bahwa pengelolaan tanaman dari yang sudah tidak produktif menjadi lebih produktif, karena tanaman yang ditanam sekarang sudah melalui tahapan yang sangat ketat, mulai dari penentuan benih unggul, pola tanam dan sampai panen. Sukses untuk petani sawit di Ogan Komering Ilir,” ujarnya.
Untuk pekebun sawit khususnya pekebun sawit milenial, Mentan SYL berpesan, “Tetap semangat, rawat kebun sawit kalian dengan baik. Masa depan sawit nasional berada di pundak kalian menuju pertanian yang maju, mandiri dan modern. Selamat bekerja, jaga komitmen dan integritas, tetap semangat, jadilah pejuang dan pembela bangsa, Ridha Allah SWT bersama kita,” harap SYL.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengatakan, sejak awal tahun 2023, Kementerian Pertanian telah melakukan langkah-langkah strategis dalam rangka akselerasi pencapaian peremajaan sawit rakyat. Diawali dengan revisi Permentan Nomor 03 tahun 2022 menjadi Permentan Nomor 19 tahun 2023, selain itu juga dilakukan berbagai koordinasi dengan asosiasi petani kelapa sawit, Perusahaan Perkebunan, Dinas yang membidangi Perkebunan tingkat Provinsi dan Dinas yang membidangi perkebunan tingkat kabupaten.
“Peremajaan sawit rakyat jangan hanya dipandang bagaimana cara kita memperbaiki tanaman kelapa sawit yang sudah tua atau tidak produktif saja, tetapi peremajaan sawit rakyat harus mampu menciptakan inovasi, optimalisasi sumber daya lahan serta pemberdayaan bagi petani sawit,” ujar Andi Nur.
Andi Nur menambahkan, lahan peremajaan dapat mengoptimalkan semua potensi seperti Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Sela – Kesatria dan juga dengan ternak.
“Saya menyakini ini merupakan lompatan yang luar biasa bagi pekebun sawit di Indonesia yang tentunya dilakukan disesuaikan dengan minat dan spesifik lokasi. Oleh karena itu, kita semua harus menjadikan peremajaan sawit rakyat ini menjadi sebuah Gerakan bersama untuk memberikan akselerasi atas setiap langkah dalam peremajaan sawit rakyat dan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi petani sawit dengan memegang teguh prinsip mengangkat petani kecil dengan tidak mengecilkan industri yang besar. Saya berharap pada hari ini momentum ini dapat mendorong sinergi multi pihak dalam mengakselerasi dan memacu semangat memperkuat perkelapasawitan nasional, dan tentunya dalam rangka mendorong peningkatan daya saing dan pemulihan ekonomi nasional di sentra-sentra kelapa sawit melalui program peremajaan sawit rakyat serta memanfaatkan seluruh potensi yang dapat dimanfaatkan khususnya produk samping,” harap Andi Nur. Humas Ditjenbun