Genjot Akselerasi Swasembada Gula 2024, Kementan Rangkul Stakeholder Tebu

Berita, Perkebunan52 Dilihat

Jakarta (24/10) – Kementerian Pertanian berkomitmen penuh mencapai target percepatan swasembada gula pada tahun 2024. Salah satunya melakukan transformasi untuk memperkokoh pertanian Indonesia sesuai dengan Perpres Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel).

“Siapkan benih tebunya, sediakan detailnya sesuai kebutuhan, dan dikawal sesuai ketentuan yang berlaku. Optimalisasikan pabrik gula nya. Kolaborasi dengan stakeholder, kementerian/lembaga serta pihak terkait lainnya,” ujar Andi Nur Alam Syah, Direktur Jenderal Perkebunan.

Ditjen Perkebunan bersinergi dan berkolaborasi menghadirkan para stakeholder terkait tebu demi menselaraskan pemahaman dan strategi demi mencapai swasembada gula tahun 2024.

Dirjen Perkebunan mengapresiasi pihak-pihak yang telah berkontribusi pada pertemuan koordinasi percepatan swasembada gula. “Terima kasih bapak ibu semua, sudah menyempatkan hadir disini, untuk kita sama-sama kolaborasi agar bisa kita perbaiki yang selama ini menjadi tantangan kita mencapai swasembada gula konsumsi. Kita perlu pilah dan uraikan tantangan dilapangan, laporkan saja apa yang menjadi kendala, biar kita bantu dan konsolidasikan bersama,” ujar Andi Nur.

Andi Nur meminta juga untuk segera mengejar target dengan beberapa giat rencana kerja menyiapkan Pengembangan Kebun Benih Datar (KBD) dan berjenjang, perluasan kawasan tebu, intensifikasi (bongkar dan rawat ratoon), optimalisasi lahan dan taksi alsintan, penggunaan pupuk, serta KUR.

“Didatakan dan dipetakan secara detail mana pabrik gula rafinasi yang sudah punya inti, dan mana yang pabrik gula yang belum ada intinya, itu akan kita buat matriks nya. Perhutani, dimana tanah yang bisa dijadikan lahan untuk kita aman tanamkan tebu, lalu kita urus izin lahan nya dengan pemerintah daerah nya, dan sebagainya. Kemudian kita juga harus pastikan tebu yang ditanam, akan diolah dan digiling di pabrik gula sekitarnya. Sistem irigasi dan pupuk nya, mana yang tidak ada sumber air nya, dilaporkan ke PUPR. Penggunaan taksi alsin perkebunan (TITAN) untuk panen dan tanam tebu, juga tolong dimaksimalkan juga. Kolaborasi dengan stakeholder gula. Jaga plasma tebu kita sebaik mungkin,” ujar Andi.

Dirjen Perkebunan juga berharap dengan sinergitas yang maksimal dari stakeholder terkait, dapat meningkatkan produksi, produktivitas, dan mutu tebu giling yang berdaya saing, dan meningkatkan akses pendanaan melalui lembaga keuangan kepada pekebun tebu.

“Harapan saya, selama kita menjaga baik koordinasi dan rencana kerja kita terorganisir dengan baik dan benar, swasembada gula dapat jadi kenyataan. Komitmennya, luasannya, potensinya itu digambarkan secara detail dan kita kerjakan sepenuh hati,” harap Andi Nur.

Pada kesempatan sama, Direktur Tanaman Semusim dan Tahunan Ditjen Perkebunan, M. Rizal Ismail, menyatakan dengan diskusi dan koordinasi terus-menerus diharapkan akan mendapatkan hasil yang ingin dicapai, semua tersinergikan dan menguatkan komitmen serta kolaborasi semua pihak terkait.

“Kita perlu konkritkan lagi, bahas lebih lanjut, kita akan bentuk grup untuk kita saling membagikan data terkait dari masing-masing lembaga, perusahaan. Setelah didiskusikan, kita akan laporkan kembali ke Dirjen Perkebunan terkait progress kita seperti apa selama seminggu ke depan,” kata Rizal. Humas Ditjenbun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *