Bogor — Kementerian Pertanian (Kementan), memasuki musim tanam I (MT-I)/Oktober 2023-Maret 2024 gencar melakukan percepatan tanam padi dan jagung di sejumlah daerah. Kali ini percepatan tanam padi MT-I dilaksanakan di Kelurahan Babakanraden, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar), Senin (11/12). Percepatan tanam tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan produksi pangan, khususnya padi untuk menjaga kestabilan harga dan menekan impor kebutuhan pangan nasional.
Percepatan tanam yang dilaksanakan Ditjen Perkebunan Kementan ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang meminta Indonesia meningkatkan produksi berbagai komoditas strategis. Sesuai arahan tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta seluruh jajaran Kementan turun ke lapangan melakukan pendataan dan mempercepat persiapan kebutuhan masa tanam dan mengawal secara langsung di lapangan agar target tersebut dapat tercapai dengan baik.
“ Kami Direktorat Jenderal Perkebunan mendapat tugas untuk mengawal LTT di 5 Provinsi yaitu Riau, Jawa Barat, Sulawesi Utara, Gorontalo dan Maluku. Melalui tugas ini, Direktorat Jenderal Perkebunan berupaya mengoptimalkan integrase tanaman perkebunan dengan tanaman pangan, seperti program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan (KESATRIA),” kata Dirjen Perkebunan, Andi Nur Alam Syah, usai melakukan percepatan tanam padi, di Kabupaten Bogor, Senin (11/12).
Andi Nur mengungkapkan, kegiatan percepatan tanam yang dilaksanakan ini berdasarkan arahan Menteri Pertanian untuk mendukung optimalisasi lahan pertanian melalui peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan dalam rangka memperkuat akselerasi produksi komoditas nasional, khususnya padi dan jagung selama Oktober – Maret (Okmar) demi terjaganya kestabilan harga dan menekan impor kebutuhan pangan nasional. Hal itu dikarenakan, keberhasilan ketahanan pangan Indonesia dimulai dari tanam padi, dan juga cermin dalam keanekaragaman jenis padi yang ditanam.
Menurut Andi Nur, ketahanan pangan Indonesia merupakan cermin dari peran penting tanam padi dalam struktur pertanian dan kehidupan masyarakat. Padi, sebagai tanaman pangan utama di Indonesia, tidak hanya menyumbang signifikan terhadap produksi beras, tetapi juga menjadi simbol keberlanjutan pertanian dan keberlanjutan ekonomi.
“ Peningkatan indek pertanaman atau IP menjadi strategi optimalisasi lahan dan peningkatan produksi padi. Petani Indonesia telah mengembangkan varietas padi unggul yang sesuai dengan kondisi iklim dan tanah setempat. Hal ini meningkatkan produktivitas dan ketahanan tanaman terhadap berbagai tantangan lingkungan,” katanya.
Andi Nur mengungkapkan, sistem pertanian padi di Indonesia juga mencakup praktik-praktik tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi. Metode-metode seperti sistem tumpang sari, penggunaan jaringan irigasi, dan sistem kearifan lokal lainnya terus diaplikasikan untuk memastikan pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Dalam kesempatan tersebut, Andi Nur juga memberikan apresiasi kepada seluruh stakeholder yang terlibat secara aktif khususnya Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bogor atas komitmen yang kuat dalam mendukung kedaulatan pangan nasional.
“ Kita berharap kedaulatan pangan ini dapat dimulai dari Kabupaten Bogor bersama-sama dengan wilayah lain yang menjadi lokus peningkatan produksi dan produktivitas pangan nasional dalam kegiatan “Gerakan Tanam Serentak” ini,” ujarnya.
Dilihat dari karakteristik dan topografi lahan beserta iklimnya, Desa Babakanraden, Kecamatan Cariu merupakan daerah yang sangat potensial untuk budidaya padi. Melihat data keragaan tingkat pengelolaan usaha tani padi sawah dari UPT XII wilayah Cariu pada tahun 2022, diketahui bahwa produktivitas padi di Kecamatan Cariu sebanyak 5,7 ton/ha gabah/beras dengan luas tanam 432,44 ha.
Namun, disisi lain berdasarkan hasil analisa kesenjangan produktivitas usaha tani padi sawah wilayah Cariu masih berkisar 0,9 ton/ha. Hal ini menjadi tantangan dan peluang untuk kita bisa meningkatkan produktivitas padi di Desa Babakanraden paling tidak mendekati nilai sasaran produktivitas Kabupaten Bogor yaitu 6,2 ton/ha.
Menurut Andi Nur, karena Kecamatan Cariu sangat potensial untuk budidaya padi, melalui percepatan tanam ini, ditargerkan mampu meningkatkan luas tambah tanam (LTT) padi di Jabar pada Desember 2023 sebanyak 252.635 ha. Sedangkan target LTT padi di Kab.Bogor seluas 6.967 ha.
“ Selain meningkatkan LTT padi, kita harus serius dalam mencegah alih fungsi lahan pertanian ke nonpertanian. Perda LP2B (Lahan Pertanian dan Pangan Berkelanjutan) yang mengatur tentang pencegahan alih fungsi lahan pertanian benar-benar harus diawasi ketat,” kata Andi Nur.
Andi Nur menegaskan, Gerakan Percepatan Tanam Padi juga adalah gerakan inklusif yang berupaya melibatkan berbagai stakeholder untuk bersatu dan memberikan manfaat bagi kawasan khususnya Bogor. Dalam rangka mendukung Gerakan Tanam Padi serentak ini, wilayah Kabupaten Bogor dialokasikan 830 ha.
“ Para petani adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang sehari-hari berjuang untuk menyediakan kita dengan makanan yang melimpah. Marilah kita berdiri di belakang mereka, memberikan dukungan, dan turut serta dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan,” katanya.
Andi Nur juga mengatakan, melalui kegiatan optimalisasi kita perlu mengajak generasi muda untuk memahami betapa berharganya tanah dan pentingnya pertanian. Melalui pendidikan, kita dapat menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang keberlanjutan dan pentingnya menjaga tanah air kita.
“ Terakhir, saya ingin mengajak kita semua untuk berkomitmen dalam gerakan tanam padi ini. Mari tanam bukan hanya sekadar benih padi, tetapi juga tanam keyakinan bahwa kita mampu menciptakan perubahan positif. Bersama-sama, kita bisa membangun negeri yang sejahtera dan berdaya,” pungkasnya. Humas Ditjenbun