Kementan Latih Petani Muda Asean Produksi Kelapa Sawit Berkelanjutan

Berita, General181 Dilihat

JAMBI – Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar pelatihan Produksi Kelapa Sawit Regional ke-2 bagi Petani Muda dari negara Malaysia, Thailand dan Indonesia di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Jambi dan digelar selama 7 hari dari 22 – 26 April 2024.

Pelatihan diikuti sebanyak 30 petani muda, yang terdiri dari 8 petani dari Malaysia, 7 petani dari Thailand dan 15 petani dari Indonesia ini, ditujukan meningkatkan pemahaman dan berbagi pengalaman, praktik terbaik, dan pendekatan inovatif dalam meningkatkan produksi minyak kelapa sawit secara komprehensif dan berkelanjutan.

Pelatihan ini juga dalam rangka mendukung kerja sama Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) yang disebut-sebut sebagai kerja sama segi tiga emas meliputi 83 juta penduduk di tiga negara, 14 provinsi di Thailand, 8 negara bagian di Malaysia, dan 10 provinsi di Indonesia.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi saat membuka kegiatan mengatakan, di antara komoditas utama yang mendorong pertumbuhan pertanian di ASEAN adalah kelapa sawit. Indonesia, Malaysia, dan Thailand adalah salah satu produsen minyak sawit terkemuka di dunia.

“Industri tanaman serbaguna dan banyak digunakan untuk bahan makanan, kosmetik, dan biofuel ini telah berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, menghasilkan pendapatan ekspor, dan menciptakan lapangan kerja di seluruh wilayah,” kata Dedi.

Namun, lanjut Dedi, sektor kelapa sawit juga menghadapi pengawasan karena dampak lingkungan dan sosialnya. Deforestasi, hilangnya habitat, dan konflik lahan adalah beberapa tantangan mendesak yang membutuhkan upaya bersama dari semua pemangku kepentingan untuk mengatasinya. Juga termasuk menghadapi tantangan ketidakpastian global.

“Sebagai penjaga sumber daya alam, kita bertanggungjawab untuk menjaga dan mengelola sumber daya alam termasuk kelapa sawit secara berkelanjutan, yakni yang menyeimbangkan pembangunan ekonomi dengan konservasi lingkungan dan keadilan social,” kata Dedi.

Karena itu, kata Dedi, Pelatihan ini berperan peran penting dalam membekali pemuda untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai etika yang diperlukan untuk menavigasi kompleksitas pertanian modern.

“Dengan mendorong kolaborasi, inovasi, dan inklusivitas, kita dapat memastikan bahwa sektor pertanian kita tetap tangguh, adaptif, dan berkelanjutan dalam menghadapi ketidakpastian global,”

“Karena itu, pemerintah akan terus mendukung seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan pertanian, terutama kegiatan olah tanah, olah tanam, hingga masa panen oleh petani harus tetap berlangsung di tengah kondisi seperti saat ini,” sambungnya.

Dedi pun mengajak seluruh peserta untuk menegaskan kembali niat baik ASEAN kepada komunitas global dalam menjaga dan mengelola pertanian, khususnya dalam memproduksi kelapa sawit secara berkelanjutan.

Melalui upaya kolaboratif dan berbagi pengetahuan, diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan produksi pangan, termasuk produksi kelapa sawit secara berkelanjutan, khususnya di Indonesia, Malaysia, dan Thailand maupun di seluruh dunia.

“Semoga pengetahuan yang dibagikan dan ikatan yang terbentuk selama pelatihan menabur benih kolaborasi yang akan menghasilkan panen berlimpah untuk masa depan,” ujarnya.

Ia pun mengucapkan terimakasih atas dukungan para pemangku kepentingan dalam menyelenggarakan pelatihan produksi minyak sawit bagi petani muda dari Malaysia, Thailand, dan Indonesia yang kedua ini.

“Saya mengucapkan terima kasih yang tulus terutama atas dukungan para pemangku kepentingan khususnya Biro Kerja Sama Internasional, Direktorat Jenderal Perkebunan, dan Bapeltan Jambi yang telah menyelenggarakan pelatihan ini,” ujarnya. CHA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *