Zulkifli Hasan Apresiasi Inovasi Sagoliciou, untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan

Berita, Nasional23 Dilihat

JAKARTA –Ditengah pemerintah Prabowo berambisi mewujudkan swasembada pangan serta energi, mendadak sagu muncul kepermukaan. Hanya saja image yang muncul adalah sagu dianggap sebagai tanaman yang menjadi makanan pokok bagi masyarakat di wilayah Timur.

Kabar baiknya Jenny Widjaja, melalui perusahaannya PT Sagolicious Indonesia Prima sukses menjadi pionir produk olahan sagu yang sehat dan berkualitas. Setidaknya dari inovasi srikandi ini mampu dihasilkan produk olahan seperti mie dan pasta bebas yang ternyata disukai khalayak umum.

“Pada Trade Expo Indonesia (TEI) 2024 sebagai event tahunan ini yang diselenggarakan pada 9–12 Oktober 2024 di ICE BSD City, Tangerang Selatan yang lalu, kehadiran kami Sagolicious di TEI cukup menarik antusiasi pengunjung. Termasuk calon pembeli dari berbagai negara yang menunjukkan antusiasme terhadap produk sehat berbasis sagu ini. Beberapa diantaranya tidak menyangka bahwa menu mie instant yang mereka santap berasal dari sagu. Selain itu di restoran kami, Sagolicious Cafe Resto yang berlokasi di Kelapa Gading, tepatnya di Komplek Gading Kirana Boulevard Artha Gading A7D/17, Jakarta Utara, tidak pernah sepi pengunjung, dan cukup menikmati menu berbahan sagu.”, jelas Jenny.

Pada kesempatan yang lain Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Zulkifli Hasan, memberikan apresiasi terhadap inovasi kuliner berbasis sagu yang diusung oleh Sagolicious. Menurut Zulkifli, rasa dari produk sagu Sagolicious memiliki daya saing dan bisa menjadi representasi kuliner Indonesia di kancah internasional. “Kita memiliki kekayaan kuliner yang luar biasa. Rasa makanan kita tak kalah dengan negara lain. Jika kita bersama-sama mempromosikan produk lokal, kuliner kita bisa diakui di dunia. Saya pernah mencoba makanan dari negara tetangga dan saya yakin kuliner kita memiliki cita rasa yang lebih unggul, termasuk kuliner berbasis sagu dari Papua yang sangat beragam”, ujar Zulkifli.

Keunggulan lainnya dari bahan makanan berbahan, komoditas perkebunan ini, relatif memiliki manfaat lebih baik terhadap kesehatan dibandingkan beras. Sementara itu pengembangan sagu ke depan menjadi solusi ketahanan pangan karena dapat ditanam di daerah marginal seperti gambut atau daerah tergenang. Selain itu tidak perlu melakukan penanam berulang. Hanya saja agar bisa menjadi makanan pokok perlu inovasi agar disukai oleh masyarakat yang sudah terbiasa dengan beras serta mampu bersaing dari sisi harga.

Sementara Kementerian Pertanian tengah berbenah untuk mendukung pengembangan sagu melalui penyiapan bahan tanam unggul, melakukan serangkaian penelitian serta pilot project pengembangan sagu. Termasuk peluang pengembangan sagu di kawasan gambut. Saat ini terdapat 4 varietas yang sudah dilepas yakni sagu Molat dari Maluku, sagu Selat Panjang Meranti, sagu Bestari dari Kabupaten Indragiri Hilir dan sagu Tanah Luwu. Sementara pengembangan sagu terintegrasi dengan industri pengolahan di Meranti dapat menjadi model pengembangan di provinsi lainnya. NS/Humas DjBun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *