Oleh : A. Sugiarto
Pada tanggal 1 Juni-31 Juli 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) melaksanakan Sensus Pertanian 2023 (ST2023) di seluruh Indonesia. ST2023 merupakan Sensus Pertanian ketujuh yang dilaksanakan BPS, sejak dimulai pada tahun 1963. Sensus Pertanian dilakukan setiap sepuluh tahun sekali di tahun berakhiran 3 sesuai amanat Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Pelaksanaan ST2023 juga mengacu pada program badan pangan dunia atau FAO. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), per Agustus 2022, dari 135,3 juta penduduk yang bekerja, 29,96% persennya bekerja di sektor pertanian. Angka tersebut menginformasikan kalau jumlah petani negara kita mencapai 40,64 juta orang atau sekitar 17% dari total penduduk Indonesia. Tapi sayangnya, sebenarnya justru mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Selain itu, tenaga petani di Indonesia masih didominasi oleh petani senior yang rentang usianya 45-64 tahun. Minat pemuda bekerja di sektor pertanian terlihat rendah jika dilihat dari data jumlah petani berdasarkan kelompok usia. Menurut catatan (BPS per 2021), persentase pemuda usia 16-30 tahun yang bekerja di sektor pertanian terus turun. Kini hanya ada 3,95 juta petani muda yang termasuk generasi milenial, atau 21,9% dari total petani di Indonesia.
Untuk mengetahui seberapa penting peran regenerasi petani atau kaum muda bagi negara kita, dan upaya apa yang bisa dilakukan untuk menarik minat pemuda terjun ke dunia pertanian atau sektor pangan. Hingga Februari 2023, data tenaga kerja dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sedikitnya ada 40,69 juta orang yang bekerja di sektor pertanian. Namun, jumlah tersebut tak hanya fokus pada profesi petani, tapi termasuk pekerjaan lain yang masih berkaitan dengan sektor pertanian. Mengutip data Sensus Pertanian 2013 oleh BPS, jumlah petani di Indonesia mencapai 31,7 juta orang. Petani di Indonesia masih didominasi oleh petani laki-laki, yakni sebanyak 24,36 juta orang atau 76,84 persen, sedangkan petani perempuan 7,34 juta orang atau 23,16 persen. BPS juga mengemukakan, dominasi laki-laki di sektor pertanian terjadi pada seluruh subsektor. Persentase terbesar terdapat di subsektor perikanan kegiatan penangkapan ikan yang mencapai 93,72 persen dan paling sedikit di peternakan sebesar 75,18 persen. Sementara, jumlah rumah tangga usaha pertanian sebanyak 26,14 juta rumah tangga. Jumlah itu mengalami penurunan dari Sensus Pertanian 2003 yang tercatat sebanyak 31,23 juta rumah tangga. Dari data yang telah diterbitkan dan disampaikan oleh BPS terkait dengan sebaran dan pelaku usaha pertanian di tahun 2023 maka sangat diharapkan peran serta dan hadirnya terobosan terbaru yaitu hadirnya Sekolah Rakyat menjadi pintu gerbang terciptanya regenerasi petani.
Dalam situasi seperti ini peran aktif Kementerian Pertanian sangat dibutuhkan untuk berkolaborasi dengan Kementerian Sosial selaku pengelolaan Sekolah Rakyat dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah yang akan menjadi mitra Kemensos, di Permentan Nomor 02 Tahun 2025 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian pasal 40 salah satu program Tim Kerja di Biro Komunikasi dan Layanan Informasi yaitu penyebarluasan informasi bidang pertanian dan pengelolaan informasi publik melalui Edukasi Publik. Hadirnya Kementerian Pertanian dalam peran serta dan berkontribusi demi terwujudnya program
Sekolah Rakyat dengan memberikan berbagai ilmu dan ketrampilan sektor pertanian, minimal bisa masuk dalam kegiatan ekstra kulikuler atau bahkan bisa menjadi bagian dalam kegiatan pembelajaran yang wajib ikuti dan dilaksanakan oleh peserta didik di Sekolah Rakyat.
Selama ini dunia pendidikan lebih cenderung memperkenalkan kecintaan akan produk pertanian seperti makan buah, minum susu intinya empat sehat lima sempurna justru bukan memperkenalkan kepada siswa siswi sekolah kecintaan mereka terhadap sektor pertanian. Ini yang menjadi pekerjaan rumah besar bagi Kementerian Pertanian, karena dengan berbagai dan ragam cara harus segera menjadikan program regenerasi petani skala prioritas seperti halnya program besar swasembada pangan. Mohon maaf sekelas mafia di Kolombia bahkan di negara-negara mafioso regenerasi sudah mulai terpikirkan jauh sebelum para anggota bahkan ketua uzur atau bahkan mati terbunuh dalam persaingan sesama mafioso. Lantas bagaimana dengan sektor pertanian????
Sekolah Rakyat bisa menjadi pintu gerbang bagi Program regenerasi petani yang menjadi bagian terpenting di Kementerian Pertanian dalam Upaya mendukung program Swasembaga Pangan dan demi mempertahankan ekesistensi sebuah negara yang mampu berswasembada pangan serta mampu menjaga stabilitas pasar komoditas produk pertanian, yang mana jika pangannya tangguh maka negara akan kuat. Bahkan ada sebuah pepatah yang diyakini mampu meruntuhkan sebuah negara yang kuat dan tangguh, sekalipun memiliki kekuatan militer dan pasukan elitnya. Jika ingin menghancurkan sebuah negara maka hancurkan ekonominya (pangan).
Regenerasi petani yang mampu bersaing dengan perkembangan teknologi dan perkembangan zaman yang selalu up to date harus segara disiapkan dan diciptakan, hadirnya Edukasi Publik melalui kerjasama dengan berperan aktif di Sekolah Rakyat sangat dibutuhkan agar peran dan kontribusinya yang sangat bermanfaat bagi terciptanya Swasembaga Pangan seperti yang menjadi program unggulan dan mutlak Kementerian Pertanian. Dengan mendorong peran Edukasi Publik dengan penyebarluasan informasi bidang pertanian diharapkan mampu menciptakan regenerasi Petani yang berdaya saing hingga bukan saja sekedar menjadi petani yang biasa, namun hingga bisa mencapai tingkat Petani Milenial berjiwa Entrepreneur. Crew Tim Kerja Edukasi Publik Biro KLI