SURABAYA – Upaya mewujudkan swasembada pangan nasional terus digencarkan di berbagai daerah, sejalan dengan arahan Menteri Pertanian dan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) yang menekankan pentingnya percepatan tanam sebagai kunci menjaga ketersediaan pangan nasional.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa peningkatan produksi pangan tidak bisa ditunda, mengingat kebutuhan nasional yang terus meningkat.
Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsantu, menekankan pentingnya koordinasi dengan semua pihak dalam mencapai swasembada pangan.
“Kolaborasi adalah kunci. Dengan kerja sama yang solid, kita dapat mengatasi berbagai tantangan di sektor pertanian, termasuk banjir dan kekeringan,” ujarnya.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan terus berkomitmen untuk menyukseskan program swasembada pangan nasional. Pada Rabu (14/05), Kepala BBPP Ketindan Nurul Qomariyah, melakukan kunjungan koordinasi ke BBWS Brantas di Surabaya. Kunjungan ini bertujuan untuk menginformasikan data potensi banjir dan kekeringan di Kabupaten Jombang serta memperoleh informasi terkini mengenai progres penanganannya.
Dalam pertemuan tersebut, Ariesto, Pelaksana Jaringan Sumber Air BBWS Brantas, menyampaikan rencana renovasi Dam Karet Jatimlerek. Renovasi ini akan menggunakan baja pada bagian depan dam untuk mencegah kerusakan akibat sampah bambu yang hanyut dari hulu. Terdapat dua alternatif pembangunan, yaitu pembuatan cover dam secara bertahap dan pembuatan sudetan dengan perkiraan waktu pengerjaan selama 24 bulan.
Selain itu, masalah Avour Watudakon juga dibahas. Debit siphon yang hanya mencapai 85 m³ per detik menyebabkan air kembali ke hulu dan mengakibatkan banjir. BBWS Brantas telah mengajukan anggaran untuk pembangunan kolam retensi sebagai solusi jangka panjang yaitu dengan membangun kolam retensi. Sosialisasi kepada masyarakat juga dilakukan untuk mengembalikan fungsi Avoer Balongkrai yang kini digunakan sebagai kolam ikan oleh warga.
Permasalahan serupa terjadi pada Dam Yani, di mana bibir dam yang jebol telah diperbaiki sementara menggunakan bambu, sementara perbaikan permanen masih dalam proses pengajuan anggaran. Rekapitulasi permasalahan air irigasi yang diserahkan ke sekretariat call center BBWS akan dipilah untuk menentukan prioritas perbaikan.
Sebagai tindak lanjut dari koordinasi ini, akan dilakukan rapat koordinasi yang akan melibatkan berbagai pihak, termasuk BBPP Ketindan sebagai penanggung jawab Luas Tambah Tanam (LTT) Kabupaten Jombang, Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Direktorat Perlindungan Tanaman Kementerian Pertanian, Direktorat Pembiayaan Kementerian Pertanian, Direktorat Irigasi dan instansi terkait lainnya. Upaya ini diharapkan mampu memperkuat sinergi dalam menghadapi dampak banjir dan kekeringan di sektor pertanian.
Dalam kesempatan ini, BBWS Brantas juga membuka peluang bagi Dinas Pertanian Kabupaten Jombang untuk mengajukan bantuan benih bagi petani, sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati antara Kementerian PUPR dan Kementerian Pertanian. Informasi lebih lanjut terkait pengajuan bantuan dan sinkronisasi data dapat diakses melalui tautan yang telah disediakan.
Kegiatan koordinasi ini menunjukkan komitmen BBPP Ketindan dalam mengawal ketahanan pangan nasional, khususnya dalam menghadapi tantangan banjir dan kekeringan yang dapat mengancam produktivitas pertanian di Kabupaten Jombang. Langkah nyata ini diharapkan dapat memberikan solusi yang berkelanjutan bagi para petani. Nurhadi*