Penyuluh Kabupaten Sampang Dorong Petani Kembangkan Komoditas Pangan Lokal

SAMPANG – Inovasi pertanian kembali digaungkan dari wilayah timur Madura. Melalui Kelompok Tani (Poktan) Tekun Waspada di Desa Rapa Laok, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, yang menggelar kegiatan demonstrasi plot (demplot) penanaman wijen sebagai bagian dari upaya diversifikasi tanaman pangan dan peningkatan produktivitas lahan kering.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan pendampingan aktif dari Koordinator Jabatan Fungsional (KJF) dan penyuluh pertanian lapangan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Omben.

Demplot dilakukan di lahan seluas 1 hektare milik anggota kelompok, dengan penanaman menggunakan sistem tugal dengan jarak tanam 60 x 25 cm, sedankan benih yang digunakan adalah varietas SBR 1 yang dikenal tahan kekeringan dan produktif. Hal ini seperti dijelaskan oleh Kurnia Hidayati penyuluh pertanian pendamping Desa Rapa Laok.

Kurnia juga menambahkan, dipilihnya tanaman wijen karena memiliki keunggulan adaptif terhadap lahan tadah hujan, umur panen singkat, dan nilai ekonomi tinggi.

“Ini adalah bentuk inovasi nyata yang bisa diterapkan petani. Wijen cocok untuk kondisi iklim di Rapa Laok dan bisa jadi komoditas andalan baru,” jelasnya saat pelaksanaan tanam perdana Selasa (27/05/2025).

Kurnia menambahkan lagi, bahwa kegiatan ini tidak hanya menanam, tapi juga menjadi sarana belajar langsung bagi petani.

“Kami dampingi dari awal, mulai dari pengolahan tanah, penanaman, hingga perawatan dan nanti panen. Harapannya, petani bisa menguasai teknologinya dan mengembangkan secara mandiri,” tambah Kurnia.

Pemanfaatan teknologi di bidang pertanian menjadi perhatian Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman yang menegaskan bahwa transformasi pertanian berbasis teknologi menjadi salah satu prioritas utama dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan, dengan penerapan teknologi cerdas dalam pertanian, diharapkan para petani dapat mengoptimalkan hasil panen, mengurangi kerugian akibat faktor cuaca, serta memanfaatkan sumber daya alam secara lebih efisien.

Menurut Ketua Kelompok Tani Tekun Waspada, Abd Hasan, para anggota sangat terbuka dengan inovasi ini.

“Kami sudah lama bertani jagung dan kacang, tapi hasilnya makin tidak menentu. Ketika ditawari tanam wijen, kami tertarik karena katanya tahan panas dan harganya bagus,” katanya.

Kehadiran Nining selaku KJF BPP Omben juga memberikan semangat tambahan bagi para petani. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya keberanian untuk mencoba hal baru.

“Jangan takut gagal. Demplot ini adalah ladang belajar. Kalau berhasil, kita bisa dorong untuk perluasan, bahkan jadi produk unggulan kecamatan,” ujarnya.

Nining juga menyampaikan bahwa kegiatan ini sejalan dengan program pemerintah dalam mengembangkan komoditas potensial berbasis lokal. Ia menyebut wijen sebagai tanaman yang bisa memperbaiki struktur tanah dan cocok dipadukan dengan sistem tumpangsari.

Selama proses tanam, penyuluh pertanian pendamping memberikan pelatihan teknis tentang pemupukan, pengendalian hama secara hayati, serta praktik pertanian ramah lingkungan. Kompos digunakan sebagai pupuk dasar, sementara pestisida kimia diminimalkan demi menjaga keseimbangan ekosistem. Asep Koswara/Nining*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *