UPT Kementan Ajak Pegawai Manfaatkan Bahan Alami Pembuatan Booster

MALANG – Sebagai tindak lanjut dari rapim on the spot yang dijalankan beberapa waktu lalu, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan telah menindaklanjuti dengan berbagai penataan.

Di sela kegiatan kerja bakti penataan pada (13/06), tim dari kepegawaian dan tata usaha (TU) tetap produktif dan menambah wawasan. Salah satunya dengan mengikuti pemaparan materi menarik tentang pembuatan booster alami untuk merangsang pembuahan tanaman, yang disampaikan oleh Widyaiswara BBPP Ketindan, Asep Koswara.

Materi yang disampaikan berfokus pada pemanfaatan bahan-bahan organik sederhana yang mudah ditemukan di sekitar lingkungan, seperti pelepah pisang, kulit pisang, kulit telur, air leri, gula merah, dan penyedap rasa.

Menurut Asep, bahan-bahan tersebut mengandung unsur hara mikro dan makro yang penting untuk merangsang pertumbuhan dan pembuahan tanaman, terutama di masa transisi vegetatif ke generatif.

“Ini bukan hanya ramuan biasa, tapi booster alami hasil fermentasi yang bisa jadi solusi hemat dan ramah lingkungan bagi petani atau penggiat urban farming,” jelas Asep di hadapan tim kepegawaian dan TU yang tampak menyimak dengan serius.

Ia menjelaskan, proses pembuatan booster ini cukup sederhana. Semua bahan dicacah halus atau dihancurkan, lalu dicampur dalam wadah tertutup dan difermentasi selama tujuh hari. Hasil fermentasi kemudian disaring dan diencerkan sebelum diaplikasikan ke tanaman baik yang sedang dalam penataan saat ini maupun di rumah.

Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang mendorong penggunaan pupuk organik dalam pertanian. Mentan Amran juga menegaskan pentingnya penggunaan pupuk organik untuk mengembalikan kesuburan tanah yang telah menurun akibat penggunaan pupuk kimia berlebihan.

Dalam kesempatan yang lain, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, juga menekankan pentingnya pupuk organik dalam pertanian untuk meningkatkan produktivitas tanaman, menjaga kesuburan tanah, dan mendukung pertanian berkelanjutan. Ia juga menggarisbawahi pentingnya peran sumber daya manusia pertanian yang kompeten dalam menerapkan teknologi tepat guna.

Para peserta dari tim kepegawaian dan TU tampak antusias bertanya, mencatat, bahkan langsung berdiskusi tentang kemungkinan pengaplikasian booster ini pada tanaman hias atau tanaman sayuran yang mereka rawat di rumah.

“Materinya ringan, tapi sangat aplikatif. Saya tertarik coba untuk tanaman cabai di pekarangan rumah,” ujar Uli Mahendra , salah satu staf yang turut hadir dalam sesi tersebut.

Tak hanya menambah ilmu, kegiatan ini juga mempererat kebersamaan tim dalam suasana informal.

Di akhir sesi, Asep menegaskan pentingnya kemandirian dalam menyediakan nutrisi bagi tanaman.

“Kita bisa mulai dari dapur sendiri. Tidak harus beli pupuk mahal, yang penting tahu prinsip dasarnya,” ujarnya sambil menunjukkan contoh booster yang sudah jadi.

Kegiatan ini menjadi contoh positif bahwa pembelajaran dan inovasi bisa dilakukan kapan saja, termasuk di sela-sela kesibukan kerja. Dengan semangat belajar yang tinggi, tim kepegawaian dan TU membuktikan bahwa kontribusi terhadap dunia pertanian dan ketahanan pangan bisa datang dari mana saja. Asep Koswara*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *