TABANAN – Sebagai upaya mengoptimalkan pengendalian hama terpadu (PHT) dan mengamankan produksi pertanian dari serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT), khususnya hama tikus, Subak Gangsang, Desa Marga Dajan Puri, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Provinsi Balai melaksanakan kegiatan gerakan pengendalian (gerdal) hama tikus pada Selasa (24/6).
Kegiatan ini merupakan bentuk nyata kepedulian pemerintah melalui UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (BPTPHBUN) Provinsi Bali, terhadap perlindungan tanaman. Subak Gangsang menerima bantuan berupa belerang untuk pengendalian hama tikus melalui metode pengomposan atau fumigasi yang ditargetkan di luasan 20 hektare lahan pertanian.
Kegiatan ini melibatkan sinergi aktif antara petani, penyuluh pertanian lapangan (PPL), serta petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT). Pendekatan PHT yang diterapkan tidak hanya menekankan pada pengendalian hama secara teknis, namun juga pada keterlibatan langsung petani dalam mengenali dan menanggulangi ancaman OPT di lapangan.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan pemerintah telah berkomitmen untuk berpihak kepada petani, termasuk mendampingi petani saat mengalami masalah serangan OPT.
“Produksi padi tidak boleh terganggu oleh serangan OPT ataupun dampak perubahan iklim”, ujar Mentan Amran.
Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan dalam upaya pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman, peran penyuluh dan petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) sangatlah penting.
Sementara itu para petani Subak Gangsang menyambut kegiatan ini dengan antusiasme tinggi, mengapresiasi upaya pemerintah melalui UPTD BPTPHBUN Provinsi Bali yang terus memberikan dukungan nyata untuk menjaga produktivitas dan keberlanjutan usaha tani.
“Kami merasa lebih semangat dan terbantu. Harapannya kegiatan seperti ini bisa rutin dilakukan agar populasi hama tikus bisa ditekan sejak dini,” ujar salah seorang petani Subak Gangsang.
Melalui kegiatan ini, diharapkan sinergi yang kuat antara petani, penyuluh, dan petugas POPT dapat terus terjalin dalam upaya pengendalian OPT secara berkelanjutan. Selain itu, Gerdal ini menjadi bagian dari strategi adaptif menghadapi tantangan iklim dan lingkungan yang makin kompleks, demi menjaga ketahanan pangan dan kesejahteraan petani. Kadek Ratna Dewi/Asep Koswara*