Perkuat Gerai Sembako Koperasi Merah Putih, NFA Gandeng Pelaku Usaha Pangan

JAKARTA – Menjelang peluncuran Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto yang direncanakan pada 19 Juli mendatang, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) bergerak memperkuat salah satu lini bisnis Koperasi Merah Putih. Gerai Sembako akan memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat di sekitar koperasi.

“Koperasi Merah Putih ini tentunya sudah disampaikan beberapa kali oleh Bapak Menko Pangan, punya beberapa kegiatan. Salah satunya adalah Gerai Sembako. Kalau Gerai Sembako, pasti kaitannya dengan Badan Pangan Nasional,” ujar Kepala NFA Arief Prasetyo Adi dalam rapat bersama segenap pelaku usaha pangan di Jakarta, pada Kamis (26/6/2025).

“Kita inginnya BUMN, BUMD, dan swasta berpartisipasi semua. Termasuk menjadi enabler Koperasi Merah Putih di daerah-daerah. Ini supaya tidak hanya jual beras, minyak atau gula saja. Pemerintah pengennya Koperasi Merah Putih itu tidak seperti toko kelontong biasa yang tidak ada digitalisasi,” tambah Arief.

Melalui penerapan digitalisasi, menurut Arief, proses masuk dan keluar barang serta posisi stok di Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih dapat lebih mudah diketahui. Demi itu, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk didapuk untuk membangun sistem inventory yang dapat diimplementasikan di jaringan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih nantinya.

“Targetnya kan 12 Juli itu Hari Koperasi dan 19 Juli launching bersama Bapak Presiden Prabowo. Jadi ini harusnya berhasil. Untuk bisa berhasil, pemerintah tak mungkin sendiri, pasti perlu bantuan dari BUMN, BUMD, dan swasta. Hal ini supaya ekonomi di pedesaan itu bisa bergerak lebih cepat,” kata Arief lagi.

“Tapi minta tolong harganya yang baik, supaya masyarakat perdesaan bisa menikmati dengan harga yang baik. Selain penyalur sembako, juga sda potensi lini bisnis lain. Jadi nanti ekonomi di pedesaan itu berputar di situ. Jangan malah balik ke Jakarta atau kota-kota besar lain,” tandas Arief.

Dengan pengoptimalan jaringan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih sebagai penyedia pangan pokok strategis yang terjangkau bagi masyarakat, dapat turut berperan sebagai peredam inflasi pangan. Inflasi pangan pun ke depannya diyakini dapat lebih landai dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.

Adapun secara historis, perkembangan inflasi pangan dalam 3 tahun terakhir selalu mencatatkan titik kulminasi lebih dari 5 persen. Pada Juli 2022 merupakan titik puncak inflasi pangan secara tahunan di tahun itu dengan 11,47 persen. Lalu 2023 pada Februari menjadi tingkat tertinggi dengan 7,62 persen.

Sementara di tahun 2024 jatuh di Maret dengan tingkat inflasi pangan tertinggi hingga menyentuh 10,33 persen. Untuk tahun 2025 ini, perkembangan inflasi pangan lebih baik. Titik kulminasi ada di Januari 2025 dengan 3,07 persen. Setelah Januari 2025, inflasi pangan cukup terkendali. Terbaru, Mei 2025 tercatat hanya di 1,60 persen.

Dalam rapat hari ini, Asisten Deputi Tata Niaga Perdagangan Pangan Dalam Negeri Kementerian Koordinator Bidang Pangan Santi Setiastuti menyampaikan konsep Koperasi Merah Putih berbeda dibandingkan koperasi yang ada sebelumnya. Ini karena anggotanya harus dari desa atau kelurahan itu saja.

“Jadi dalam bulan Mei sampai dengan bulan Juli itu diharapkan 80 ribu Koperasi Desa Merah Putih itu sudah berdiri dan di 28 Oktober, rencananya dari 80 ribu itu semua sudah melakukan proses bisnis. Jadi memang tahapannya step by step,” urainya.

“Koperasi Merah Putih ini tidak sama dengan koperasi yang sebelumnya. Harus dari masyarakat desa. Kalau dulu mungkin terkait dengan komunitas pertanian, itu anggotanya bisa dari berbagai desa. Kalau ini tidak. Satu desa, karena nanti kita bisa lihat apakah desa itu melakukan pergerakan ekonomi dari bisnisnya,” tutup Asdep Kemenko Pangan Santi.

Adapun pelaku usaha pangan yang hadir dan menyatakan komitmen mendukung Gerai Sembako di Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih antara lain Perum Bulog, ID FOOD, PT Berdikari, PT Sinergi Gula Nusantara, PT Food Station Tjipinang Jaya, Perumda Dharma Jaya, PT Charoen Pokphand Indonesia, dan PT Japfa Comfeed Indonesia.

Ada juga dari kalangan asosiasi antara lain Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (PERPADI), Perkumpulan Pengusaha Bawang dan Sayuran Umbi Indonesia (Pusbarindo), Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR), Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI), dan Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI). HNFA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *