BATU – Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu resmi membuka Pelatihan Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli (Blended Learning) yang berlangsung pada 19 September hingga 10 Oktober 2025. Sebanyak 35 penyuluh pertanian dari berbagai kabupaten di Nusa Tenggara Barat mengikuti pelatihan ini, yang dirancang untuk mengombinasikan pembelajaran daring dan luring.
Pelatihan diselenggarakan untuk memperkuat kapasitas penyuluh dalam mendampingi petani, sekaligus memastikan peran strategis mereka dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan, penyuluh merupakan ujung tombak dalam keberhasilan program swasembada pangan nasional.
“Penyuluh harus hadir di tengah petani, memastikan teknologi, informasi, dan program pemerintah benar-benar sampai ke lapangan,” ujarnya.
Senada dengan itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) , Idha Widi Arsanti menekankan pentingnya keselarasan langkah seluruh elemen pertanian.
“Peran penyuluh sangat vital, sehingga perlu ada penguatan komitmen agar satu irama dan satu komando dalam pelaksanaan program pertanian nasional,” jelasnya, merujuk pada Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2025 tentang Percepatan Swasembada Pangan Nasional.
Kepala BBPP Batu, Roby Darmawan, dalam sambutannya saat membuka pelatihan Jumat (19/09/2025), menegaskan bahwa keberhasilan penyuluh tidak hanya diukur dari administrasi atau laporan, melainkan dari sejauh mana mereka mampu meningkatkan kesejahteraan petani dan peternak.
“Tantangan pasti ada, tetapi tugas penyuluh adalah membantu memitigasi agar petani tidak merugi. Pelatihan ini bukan berhenti setelah selesai, melainkan harus dilanjutkan dengan koordinasi intensif dengan Kementerian Pertanian, dinas, dan tentu saja dengan petani. Tujuannya jelas: mensejahterakan petani dan mewujudkan swasembada pangan sesingkat-singkatnya,” kata Roby.
Selama 21 hari, peserta akan mendalami beragam materi, mulai dari kebijakan pembangunan pertanian, komunikasi dengan petani, penyusunan programa penyuluhan, hingga pemanfaatan media berbasis internet. Tahap daring dilaksanakan pada 19–29 September, sementara tahap luring berlangsung 1–10 Oktober 2025 di Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah.
Lebih dari sekadar teori, peserta juga akan menjalani praktik kompetensi di lapangan. Evaluasi dilakukan di awal dan akhir kegiatan untuk mengukur capaian pembelajaran. Bagi peserta yang memenuhi persyaratan, sertifikat akan diberikan melalui aplikasi Pintertani.
Melalui pelatihan ini, BBPP Batu berharap lahir penyuluh pertanian yang profesional, adaptif, dan siap menjadi agen perubahan di tingkat tapak. Dengan penguatan kapasitas yang berkesinambungan, penyuluh diharapkan semakin mampu mendorong produktivitas, kemandirian, dan kesejahteraan petani menuju percepatan swasembada pangan nasional. Catur/Dwi/BBPPBATU












