BPP Srono Dorong KWT Sri Tanjung Ciptakan Ketahanan Pangan Melalui KRPL

Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke 40 yang jatuh pada tanggal 16 Oktober 2020 lalu membawa kenangan tersendiri bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) Sri Tanjung, Desa Wonosobo Kecamatan Srono Kabupaten Banyuwangi. Bagaimana tidak, kelompok wanita tani yang bergerak di bidang pengelolaan lahan pekarangan dan pengolahan produk jamu instan ini terpilih mewakili potret Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi dalam rangka perayaan HPS tersebut.

Beranggotakan 25 orang, kelompok tani dibawah naungan Gapoktan Sri Wangi binaan Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi tersebut sukses mengembangkan konsep urban farming. KWT Sri Tanjung berdiri sejak tahun 2008, tahun 2019 mendapatkan momentum dengan semakin berkembang pesatnya bidang pengolahan jamu instan, seperti jahe merah, kunyit, temulawak dan kunci sirih. Dimana produk yang dikembangkan ini sangat ampuh dalam meningkatkan imunitas tubuh ditengah pandemic Covid 19 seperti saat ini.

Kegiatan berkembang pada pengelolaan lahan pekarangan. Melalui dukungan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi, di bawah pembinaan Konstratani BPP Srono, berkembanglah kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Pemberdayaan dilakukan dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan anggota KWT Sri Tanjung dalam memanfaatkan setiap jengkal tanah yang ada di sekitar rumah mereka. Dengan beraneka tanaman sayuran, tanaman toga, tambulampot, budidaya unggas, budikdamber, hidroponik, tanaman hias dan refugia untuk menambah keindahan lingkungan sekitar rumah sekaligus sebagai penangkal hama penyakit tanaman.
“Ide ini muncul karena melihat latarbelakang dari masyarakat kami yang mayoritas aktivitasnya bertani,” ungkap Husein, Ketua KWT Sri Tanjung.

Bertepatan dengan hari pangan sedunia yang mengusung tema “Tumbuhkan, Pelihara, Lestarikan Bersama”, KWT Sri Tanjung telah menunjukkan perannya. Dari pekarangan dirumahnya sendiri, mereka telah mampu mencukupi pangan sehat dan gizi keluarga. Kelebihannya bisa menjadi nilai tambah peningkatan perekonomian keluarga.

Baca Juga :   Kementan Bekali KTNA dan Jajarannya Agar Sigap Hadapi Dampak Perubahan Iklim Ekstrem

Penyuluh Pertanian Kecamatan Srono, Margawati, mengatakan, selama ini kelompok binaanya selalu aktif dalam hal diskusi pemberdayaan pertanian. Bahkan lebih dari itu, KWT Sri Tanjung merupakan salah satu kelompok tani wanita yang inovatif di Kecamatan Srono.

“Kami terus berikan pendampingan. Agar bukan hanya sekedar pekarangan rumah saja yang dibuat indah, tapi sisi lain daripada itu adalah setidaknya ada tambahan penghasilan bagi ibu rumah tangga. Kami dorong juga untuk bisa menciptakan suatu produk. Pendampingan yang dimaksud mulai dari teknis sampai yang sifatnya prosedural. Mulai pengetahuan tentang tanaman, teknik dasar menanam, cara pemupukan, perawatan, memanen hingga bagaimana mengolah hasil panen ” terang Margawati.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi melalui Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Ilham Juanda mendukung kegiatan KWT Sri Tanjung dan menekankan pentingnya peningkatan produksi dan kualitas produk hasil pertanian guna menunjang terwujudnya kemandirian dan ketahanan pangan.
Hal ini sejalan dengan program Kementerian Pertanian RI dimana dalam kesempatan peringatan Hari Pangan Sedunia lalu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengapresiasi semua pihak yang turut andil dalam penyediaan pangan adalah pantas mendapatkan gelar pahlawan pangan. SYL juga mengajak masyarakat agar dapat memberi energi untuk berkontribusi bersama dalam menghadirkan sistem produksi hingga pola konsumsi pangan yang lebih bertanggung jawab.

“HPS 2020 ini harus memberi artikulasi yang baik terhadap pangan, kita harus secara bersama-sama menghadirkan pangan bagi 273 juta jiwa masyarakat Indonesia, dengan membangun sistem pangan yang lebih baik dan pertanian yang lebih maju, mandiri dan modern,” tegas SYL.

Secara terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi juga menambahkan masalah pangan adalah masalah yang sangat utama. “Pangan kunci utama, hidup matinya suatu bangsa ada di pangan. Saat ini pejuang melawan Covid-19 bukan hanya dokter, perawat dan tenaga medis tapi juga seluruh insan pertanian, Petani dan Penyuluh harus bahu membahu menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat. Pertanian tidak boleh berhenti apapun yang terjadi,” ujar Dedi. SY/MNW/YNI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *