Wujudkan Swasembada Pangan, Kementan dan Pemkab Malang Percepat Pembentukan Brigade Pangan

MALANG – Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Percepatan Pembentukan Brigade Pangan Tahun 2025, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang, Jawa Timur, menyelenggarakan pertemuan pada Senin (20/10/2025), sebagai langkah strategis dalam memperkuat ketahanan pangan daerah melalui sinergi lintas lembaga dan percepatan pembentukan kelembagaan petani yang tangguh.

Pertemuan dihadiri oleh Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), dan penyuluh pertanian dari 13 kecamatan penerima program Optimasi Lahan (Oplah), yakni Ampelgading, Sumbermanjing Wetan, Bantur, Pagelaran, Gondanglegi, Tajinan, Turen, Karangploso, Ngantang, Singosari, Pakis, Poncokusumo, dan Tumpang. Selain itu, hadir 15 ketua dan bendahara kelompok tani (Poktan) serta 2 ketua dan bendahara gabungan kelompok tani (Gapoktan) dari wilayah sasaran program Optimasi Lahan.

Turut hadir perwakilan dari Bidang Tanaman Pangan dan Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian DTPHP Kabupaten Malang, yang memberikan dukungan teknis dan arahan dalam mempercepat pembentukan Brigade Pangan di wilayah kerja masing-masing.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, menegaskan melalui Brigade Pangan, Kementan berupaya untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan mewujudkan swasembada pangan dengan meningkatkan produktivitas pertanian melalui penerapan teknologi modern dan melibatkan generasi muda.

“Brigade Pangan akan menjadi garda terdepan dalam mengelola dan mengoptimalkan lahan pertanian secara modern, profesional dan terampil dengan menjalankan usaha yang berorientasi bisnis dan menghasilkan pendapatan dan keuntungan,” kata Mentan Amran.

Senada dengan arahan Mentan Amran, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengungkapkan bahwa, tujuan Brigade Pangan Pertanian antara lain meningkatkan produksi pangan dengan menerapkan teknologi pertanian yang tepat guna dan berkelanjutan.

Dewi Melani dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan selaku Liaison Officer (LO) dalam proses pembentukan Brigade Pangan di Kabupaten Malang, hadir dalam kegiatan tersebut. Dalam kesempatan tersebut, perwakilan BBPP Ketindan menyampaikan pentingnya sinergi antar instansi dan peran aktif penyuluh dalam menggerakkan petani menuju sistem pertanian yang lebih adaptif, modern, dan berkelanjutan.

“BBPP Ketindan siap mendampingi dan memfasilitasi proses pembentukan Brigade Pangan di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur, termasuk Kabupaten Malang. Melalui pendekatan pelatihan, penguatan kapasitas, dan kolaborasi, diharapkan Brigade Pangan dapat menjadi garda terdepan dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan,”jelas Dewi.

Sementara itu, Teguh Hadi Waluyo, perwakilan dari Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang menyampaikan bahwa pembentukan Brigade Pangan merupakan bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam menjaga ketersediaan pangan dan memperkuat daya saing pertanian di tengah tantangan perubahan iklim dan dinamika global.

“Melalui Brigade Pangan, kita ingin menciptakan gerakan bersama antara penyuluh, petani, dan pemerintah dalam mengawal produksi pangan. Ini bukan sekadar program, tetapi sebuah gerakan nyata untuk membangun kemandirian dan ketahanan pangan daerah,” ujarnya.

Dari pertemuan ini menghasilkan beberapa kesepakatan penting, antara lain penyamaan persepsi mengenai konsep dan fungsi Brigade Pangan, pemetaan dan pengelompokan lokasi pembentukan Brigade Pangan di Kabupaten Malang, serta komitmen bersama dalam pembentukan Brigade Pangan. Hasil diskusi menetapkan target pembentukan empat (4) Brigade Pangan di Kabupaten Malang, yang akan menjadi motor penggerak utama dalam pelaksanaan program ketahanan pangan berbasis komunitas petani.

Selain itu, melalui program Brigade Pangan, DTPHP Kabupaten Malang bersama BBPP Ketindan juga mendorong pembinaan generasi milenial di sektor pertanian agar mampu menjadi pelopor inovasi, teknologi, dan wirausaha tani modern.

“Brigade Pangan bukan hanya wadah kerja sama antarpetani, tetapi juga ruang pembelajaran bagi generasi muda untuk mencintai dunia pertanian. Semangat muda, kreativitas, dan inovasi mereka akan menjadi fondasi utama pertanian masa depan,” pungkas Dewi Melani selaku LO. Dewi Melani*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *