MALANG – Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan terus memperkuat kapasitas dan peran petani khususnya Kelompok Wanita Tani (KWT), untuk meningkatkan ketahanan pangan dan nilai tambah hasil pertanian serta pengembangan usaha pertanian berbasis digital.
Salah satu bentuk nyata komitmen tersebut diwujudkan melalui keterlibatan aktif dalam kegiatan Pelatihan Pengolahan Hasil Pertanian bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) Angkatan III yang diselenggarakan oleh UPT Pelatihan Pertanian Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Rabu (12/11/2025).
Pelatihan diikuti oleh 30 peserta dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa Timur menjadi wadah penting bagi KWT untuk memperluas wawasan dan keterampilan, khususnya dalam aspek komunikasi pemasaran melalui media sosial dan jejaring kerja.
Sinergi antara Kementerian Pertanian dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur ini diharapkan dapat memperkuat posisi perempuan tani sebagai pelaku utama dalam pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Dan diharapkan menjadi salah satu langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas perempuan tani dalam mengelola hasil pertanian, memperluas jaringan pemasaran, serta meningkatkan pendapatan rumah tangga petani melalui pemanfaatan teknologi komunikasi.
Dalam pelatihan ini, BBPP Ketindan berperan aktif sebagai narasumber dan mitra strategis dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia pertanian. Salah satu widyaiswara BBPP Ketindan, Adhis Millia Windhy, membawakan materi bertema “Optimalisasi Komunikasi Efektif untuk Pemasaran Menggunakan Media Sosial dan Jejaring Kerja.”
Materi ini menekankan pentingnya kemampuan berkomunikasi yang efektif dalam memperkenalkan dan memasarkan produk pertanian lokal ke pasar yang lebih luas melalui berbagai platform digital seperti Instagram, Facebook, dan WhatsApp Business. Peserta juga diajak membangun jejaring kerja yang produktif antar kelompok dan pelaku usaha agar dapat memperkuat akses pasar, saling memperkuat rantai nilai produk pertanian lokal dan memperkuat daya saing produk.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya pengembangan klaster komoditas pertanian sebagai strategi untuk meningkatkan ketahanan pangan dan perekonomian daerah. Menurutnya, klasterisasi memungkinkan integrasi dari hulu ke hilir, meningkatkan efisiensi produksi, serta menciptakan nilai tambah bagi produk pertanian.
“Pengembangan klaster komoditas pertanian sangat penting sebagai strategi untuk meningkatkan ketahanan pangan dan perekonomian daerah. Dengan klasterisasi, integrasi dari hulu ke hilir dapat terwujud, efisiensi produksi meningkat, dan nilai tambah produk pertanian tercipta,” ujar Amran.
Amran juga menegaskan, hilirisasi sektor pertanian menjadi motor penggerak perekonomian nasional dan membuka jalan menuju Indonesia Emas 2045. Hilirisasi tidak hanya meningkatkan nilai tambah produk, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan memperkuat daya saing industri nasional.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyatakan bahwa peningkatan kualitas hasil pertanian dan ekonomi petani, sangat berkaitan dengan pengolahan hasil pertanian sebagai upaya untuk meningkatkan nilai tambah produk.
Adhis Millia Windhy dalam materinya mengatakan, bahwa media sosial bukan hanya alat promosi, tetapi juga sarana membangun hubungan jangka panjang serta menjadi jembatan utama antara produsen, konsumen dan mitra usaha sehingga perlu dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan nilai jual produk pertanian.
“Ketrampilan komunikasi pemasaran yang efektif sangat penting dimiliki oleh peserta untuk mengembangkan usaha mereka. Dengan komunikasi yang tepat, KWT dapat memperluas pasar sekaligus meningkatkan pendapatan rumah tangga petani,” ujar Adhis Millia Windhy saat memberikan pelatihan.
Dengan pelatihan ini, peserta diharapkan mampu memahami konsep komunikasi efektif dalam pemasaran, mampu mengoptimalkan media sosial sebagai sarana promosi, serta membangun jejaring kerja produktif dan berkelanjutan yang mendukung pengembangan usaha dan peningkatan kesejahteraan keluarga petani serta memperkuat posisi wanita tani dalam ekosistem pertanian modern. Adhis Millia Windhy*












