BANGKALAN – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui melalui berbagai program strategis terus berupaya terus berupaya meningkatkan luas tambah tanam (LTT) padi hingga November 2025 sebagai strategi utama dalam mencapai target swasembada pangan nasional. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi kebijakan pemerintah yang menargetkan tidak adanya impor beras pada tahun 2025.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa percepatan LTT harus dilakukan secara masif dengan dukungan penyuluh pertanian lapangan (PPL), yang bersinergi dengan Brigade Pangan (BP) serta Instansi Pertanian di seluruh Indonesia. Dalam arahannya, Mentan Amran menyampaikan langkah- langkah strategis yang harus ditempuh untuk mencapai swasembada pangan.
“Langkah pertama yang harus dilakukan adalah meningkatkan produktivitas pertanian, kedua meningkatkan Indeks Pertanaman (IP), dan ketiga memperluas Luas Tambah Tanam (LTT). Ketiga strategi ini telah terbukti mampu membawa Indonesia mencapai swasembada di tahun-tahun sebelumnya,” ujar Mentan Amran.
Sementara, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menegaskan bahwa keberhasilan program ini memerlukan koordinasi dan sinergi yang baik antara seluruh insan pertanian, mulai dari tingkat pusat hingga daerah.
Program percepatan LTT yang dijalankan oleh Kementan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian di tingkat lapangan. Jika program ini berjalan dengan baik, Indonesia tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga berpotensi melakukan ekspor beras ke berbagai negara.
Kerja keras mencapai swasembada pangan salah satunya terlihat dari panen raya yang dilakukan oleh petani di Desa Tunjung, Kecamatan Burneh, Bangkalan. Panen seluas 60 Ha ini menghasilkan 6,5 ton/Ha pada Kamis (27/11). Hal ini menjadi salah satu indikator bahwa dengan berbagai kendala dan anomali iklim tidak mempengaruhi program peningkatan LTT. Ali Sutopo/Humas BBPP Ketindan













