Hadapi Perubahan Iklim, Kementan Tetap Genjot Produktivitas

Berita, Gallery41 Dilihat

CIREBON – Salah satu program utama Kementerian Pertanian tahun 2022 adalah meningkatkan produksi dan daya saing untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Dalam kondisi apapun, termasuk perubahan iklim yang tak menentu, Kementan tetap menggenjot produktivitas, karena sektor pertanian merupakan sektor pembangkit ekonomi sekaligus pilar penyangga ketahanan pangan.

Hal ini juga didukung segenap Pemerintah Daerah salah satunya Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon. Mewujudkan upaya ini tentunya didukung dan dimaksimalkan dari berbagai program diantaranya melalui Program Strategic Irrigation and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) yang pelaksanaanya berada dibawah BPPSDMP Kementerian Pertanian.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), kerap menyampaikan pentingnya sektor pertanian dalam pembangunan bangsa. Di tengah pandemi global, keamanan pangan nasional adalah prioritas utama bagi Kementerian Pertanian.

“Saya tegaskan bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang tidak boleh berhenti walaupun di tengah pandemi global Covid-19. Kementan tetap menjaga ketahanan pangan nasional, oleh karenanya kegiatan olah tanah, olah tanam, hingga masa panen oleh petani harus tetap berlangsung di tengah kondisi seperti saat ini,” tegas Mentan SYL.

“Ke depan perubahan iklim juga menjadi sebuah tantangan dan kita tidak bisa menjawab tantangan ini tanpa teknologi,” tambahnya.

Menurutnya cara-cara baru seperti penggunaan mekanisasi pertanian, traktor tanpa awak, drone, robot tanam padi, dan teknologi digital lain berbasis Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Thing (IoT), akan menjadi arah kebijakan pembangunan pertanian.

“Segera dorong sektor ini agar mampu bersaing hingga memenangkan persaingan di kancah global,” tegas Mentan sekali lagi.

Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan jika pertanian harus kuat, pertanian harus mampu jadi penggerak ekonomi.

“Tidak bisa dikesampingkan kerjasama pemerintah Pusat dan daerah sangat penting, pertanian harus maju terus,” tegas Dedi Nursyamsi.

Selain itu ditambahkan Dedi, sistem dan alat pertanian modern berbasis teknologi akan menjadi salah satu penentu tercapainya target produksi pangan di masa mendatang.

“Pertanian tidak mungkin tanpa teknologi, tidak mungkin tanpa inovasi. Pertanian harus bisa beradaptasi agar mampu mencapai target yang ada. Saat ini iklim sudah berubah, sedang berubah dan akan selalu berubah,” tegasnya.

Menurutnya, insan pertanian harus beradaptasi dan mitigasi iklim dengan menghadirkan kesatuan emosional dan kebersamaan dengan para stakeholder lainnya, termasuk para Penyuluh Pertanian, untuk mengantisipasi perubahan iklim dan cuaca ekstrim.

“Beberapa agenda intelektualpun telah disusun, diantaranya melalui Program SIMURP. Melalui Climate Smart Agriculture (CSA) SIMURP diharapkan dapat menaikan IP, menurunkan emisi GRK dan meningkatkan pendapatan petani,” kata Dedi lagi.

Sebagai penerima manfaat SIMURP, Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) Mitra Tani Balai Penyuluhan Pertanian Waled Kabupaten Cirebon telah menerima bantuan berupa fasilitas alat mesin pertanian berupa Power Threser dan 2 unit pompa air.

Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Waled, Hentiyo, menuturkan dengan menggunakan atau menerapkan mekanisasi maka dapat menekan biaya produksi dan waktu pengerjaan yang lebih cepat dengan hasil yang maksimal dibandingkan dengan tenaga kerja manusia.

“Khususnya untuk untuk penggunaan power thresher ini dapat menekan tingkat kehilangan hasil dalam pemanenan atau perontokan padi serta waktu panen yang lebih singkat,” katanya.

Awalnya mekanisasi sangat sulit untuk diterima dan diterapkan karena sering berbenturan dengan kegiatan ekonomi dan sosial dilingkup buruh tani, namun karena tiap tahun semakin menurunnya ketersediaan dan regenerasi buruh tani dapat “memaksakan” untuk dapat menterapkan mekanisasi secara bertahap dan diharapkan dapat mengakselerasi kegiatan pertanian dengan penggunaan mekanisasi.

“Karena penggunaan mekanisasi ini sangat bermanfaat terutama power thresher dimana ketersediaan tenaga kerja dalam bidang pertanian kian tahun yang semakin berkurang,” ujarnya.

“Harapan dari usaha KEP Mitra Tani yang telah dibentuk pada Tahun 2021 dengan jumlah anggota sebanyak 30 orang ini, dapat berkembang dan menjadi pioneer mekanisasi dalam bidang pertanian khususnya di wilayah kerja BPP Waled,” terangnya. NUR F

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *