Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) meminta agar penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pertanian ditingkatkan. Pihaknya juga terus mendorong pertanian yang maju, mandiri, dan modern.
Mentan berharap pertanian menjadi penopang utama bagi hadirnya solusi bangsa dan negara. “Bagaimana caranya produktivitas meningkat, sistem pengolahannya maju. Pertanian harus maju, mandiri, modern menggunakan riset, sains dan teknologi,” paparnya.
Menurut Mentan SYL, pertanian maju, mandiri, modern mensyaratkan adanya proses pembelajaran yang tak pernah berhenti. Dua hal penting, kata dia, adalah proses learning lewat sekolah dan unlearning melalui percontohan.
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan Pelatihan Pengembangan dan Koordinasi Kelembagaan Petani Perkebunan pada 13-15 Maret 2023. Guna mendukung pelatihan untuk peningkatan SDM tersebut, maka dilaksanakan kunjungan lapang (field trip) yang dilaksanakan di UPT Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian tepatnya di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, pada 14/03/2023. Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan pengembangan kelembagaan petani perkebunan wilayah Provinsi Jawa Timur.
Peserta yang berjumlah 100 orang ini berasal dari 30 kabupaten di Jawa Timur. Dengan komposisi peserta terdiri dari 65 orang petani perkebunan, 35 penyuluh pendamping dan 10 orang petugas Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur.
Sementara itu bertindak sebagai fasilitator pada kegiatan ini adalah widyaiswara BBPP Ketindan, antara lain Saptini Mukti Rahajeng, Nining Hariyani, dan Herdinastiti. Salah satu materi yang diberikan adalah identifikasi dan pemecahan masalah. Dimana materi ini peserta dibentuk secara berkelompok per kabupaten untuk berdiskusi dan mengerjakan tugas bersama. Peserta kemudiakan melakukan identifikasi masalah, uji prioritas, hingga membuat rencana implementasi sebagai pemecahan masalah.
Setelah menerima materi, melakukan diskusi, dan mengerjakan tugas, masing-masing kabupaten mempresentasikan hasil diskusinya. Proses presentasi sekaligus menjadi ajang sharing dengan peserta pelaku usaha komoditas yang serupa, yaitu tembakau, tebu, kopi, dan vanili. Yang kemudian peserta dioroang untuk melakukan korporasi. Dengan berkorporasi diharapkan petani lebih united, memiliki posisi tawar, dan bisa saling menyokong. Jenis korporasi yang menjadi alternatif yang baik adalah koperasi dan Kelompuk Usaha Bersama (KUB).
Sementara itu secara terpisah, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, mengatakan untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian, upaya yang dilakukan adalah meningkatkan produktivitas, kuantitas dan kualitas produk pertanian.
Ketiga upaya tersebut diwujudkan salah satunya melalui Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) sampai ke level kecamatan, yang merupakan pusat gerakan pembangunan di tingkat kecamatan.
“Di samping penguatan Kostratani, saat ini BPPSDMP secara simultan melakukan penguatan data pertanian dalam rangka meningkatkan kualitas layanan data dan informasi pertanian,” kata Dedi. Herdinastiti/ Yeniarta