Kementan Dorong Pekebun Jaga Mutu dan Produktivitas Perkebunan

Berita, Perkebunan44 Dilihat

Makassar – Tak dapat dipungkiri, pasar global menuntut hasil produksi maupun produk turunan yang dihasilkan oleh pekebun harus lebih baik dan terjamin mutu kualitasnya, ditambah lagi dengan adanya persaingan diantara produk pertanian negara lain.

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) termasuk tantangan besar dalam menjaga mutu dan produktivitas produk pertanian. Untuk itu diperlukan langkah-langkah yang tepat dalam menjaga kehilangan hasil dan penurunan kualitas akibat serangan OPT.

Salah satunya, Kementerian Pertanian khususnya Direktorat Jenderal Perkebunan berperan aktif memberikan edukasi terhadap pekebun melalui Bimbingan Teknis pengendalian OPT tanaman perkebunan, Sabtu (16/12) di Kabupaten Bone Suawesi Selatan.

“Bimbingan teknis pengendalian OPT perkebunan saya nilai sangat penting dilakukan demi menjaga dan menurunkan serangan OPT perkebunan, agar dapat memaksimalkan produktivitas dan mutu komoditas perkebunan khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan,” ujar Andi Nur Alam Syah, Direktur Jenderal Perkebunan, saat memberikan arahan pada Bimtek yang dihadiri lebih 200 pekebun.

Andi Nur berharap, pekebun secara konsisten menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari bimtek ini, pada saat mengelola kebunnya atau membudidayakan komoditas perkebunan.

Sesuai amanat Undang-undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan bahwa perlindungan perkebunan dilakukan melalui pemantauan, pengamatan dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, serta perlindungan tanaman perkebunan menjadi tanggungjawab pelaku usaha perkebunan, pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya, dan pemerintah pusat.

“Agar pengendalian jauh lebih luas, dibutuhkan partisipasi dan dukungan semua pihak untuk bersama-sama mengendalikannya. Saya berharap kepada jajaran Ditjen Perkebunan dan semua pihak dapat bersinergi serta memberikan kontribusi sekaligus peran nyata untuk bersama-sama melakukan pendampingan dan pembinaan pengendalian OPT berupa sarana, SDM, teknologi serta penguatan kelembagaan. Saya berharap semuanya dapat dilaksanakan dengan baik sehingga mutu kualitas hasil komoditas perkebunan terjaga terjamin mutu kualitasnya, bernilai tambah, berdaya saing, dan bebas dari isu kesehatan maupun lingkungan, sesuai dengan ketentuan berlaku, serta bisa terus melejit tembus pasar global,” harap Andi Nur.

Pada moment ini Direktur Perlindungan Perkebunan, Hendratmojo Bagus turut mengatakan, “Kita identifikasi apa saja OPT yang menyerang tanaman perkebunan di kabupaten Bone, kemudian berkolaborasi dengan pemerintah setempat, kita lakukan gerakan pengendalian bersama-sama.” Humas Ditjenbun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *