Mentan Amran Targetkan Papua Barat Jadi Contoh Hilirisasi Kelapa Sawit

Berita, Perkebunan36 Dilihat

MANOKWARI – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menargetkan Kabupaten Manokwari di Provinsi Papua Barat mampu menjadi contoh terbaik dalam pengembangan hilirisasi kelapa sawit terutama dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri dan pasar ekspor. Menurut Mentan, papua adalah daerah strategis karena memiliki lahan yang sangat besar.

“Kalau mau hilirisasi harusnya lahan yang disiapkan 100 sampai 200 ribu hektare. Dan kalau itu yang disiapkan maka kita bisa sampai mengolah minyak goreng. Nah seperti itulah kita berpikir harus menuju ke sana supaya tidak bergantung pada impor,” ujar Mentan saat meninjau rencana pabrik kelapa sawit di Kampung Wasegi Indah, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari, Jumat, 31 Mei 2024.

Dengan hilirisasi, kata Mentan, Indonesia tak perlu lagi bergantung pada harga sawit dunia karena nantinya bisa melakukan produksi sampai hilirisasi dari dalam negri. Sementara produk olahan yang dibuat dapat dipasarkan melalui berbagai market domestik.

“Sehingga bagi kita kalau minyak sawit dunia turun tentu tidak akan ada masalah karena kita bisa jadikan produk olahan ini dipasarkan di dalam negeri,” katanya.

Yang terpenting, menurut Mentan, baik pemerintah daerah maupun petani sama-sama menjaga perkebunan sawit agar terus berproduksi. Jangan sampai, sawit yang sudah usang dibiarkan tumbuh tanpa ada perawatan atau penggantian.

“Dan kami sudah beri bantuan replanting untuk 2.300 hektare. Kalau masih ada kita tambah dan itu kendali PSR (Peremajaan sawit rakyat) ada di tangan kita,” jelasnya.

Dengan berbagai upaya tersebut, Mentan berharap wilayah papua dapat berkembang sehingga masuk pada kategori mandiri pangan baik dari sisi perkebunan kelapa sawit maupun produksi pangan lainya.

“Yang terpenting adalah bagaimana papua barat ini betul-betul mandiri pangan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Bahkan kalau bisa mensuplai ke provinsi tetangga di papua tengah, papua pegunungan, papua barat daya dan papua induk,” jelasnya. Humas Ditjenbun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *