MAKASSAR – Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggenjot kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) pertanian khususnya petani dalam mengelola pertaniannya dari hulu hingga hilir, termasuk pada komoditas kakao.
Peningkatakan kapasitas petani dilakukan Kementan di antaranya melalui “Workshop Optimalisasi Pendampingan Adopsi Observasi (AO) Bagi Petani Kakao Program READSI”, yang selenggarakan pada 28 – 30 Agustus 2024 oleh Program READSI dengan PT MARS, di Makassar, Sulawesi Selatan.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai kesempatan, menyampaikan bahwa SDM menjadi tulang punggung penggerak pembangunan pertanian. Karenanya, kata Mentan Amran, sudah seharusnya SDM pertanian memiliki kualitas yang mumpuni.
“Empat kunci yang perlu dipegang teguh agar SDM kita menjadi yang mumpuni. Yakni bekerja yang terbaik, fokus, cepat dan berorientasi hasil,” ujar Amran.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti mengatakan, untuk mengembangkan usaha petani kakao perlu ekosistem kakao yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Dalam kesempatan itu, Santi menekankan 3 (tiga) hal yang penting dalam mengembangkan usaha, termasuk pengembangan usaha petani kakao. Pertama, ialah adanya peningkatan kapasitas SDM pertanian dengan mengadovsi inovasi.
“Kedua, fasilitas permodalan yang mumpuni serta mendukung agar memastikan bahwa kegiatan usaha petani kakao terus growing atau bertambah besar. Ketiga, tentu saja akses pasar yang memadai,” kata Santi.
Melalui program READSI dengan berbagai macam kegiatan yang dilakukan termasuk juga peningkatan kapasitas serta melahirkan _Cocoa Doctor_ kata Santi, diharapkan semua pihak terkait dapat lebih serius dalam mengembangkan usaha petani kakao dari hulu sampai hilir.
“Harapannya kakao ni juga bisnis di hilirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani. Dengan kerja sama ini, harapannya beberapa fasilitas yang dibutuhkan petani kakao untuk mengembangkan usahanya tersebut dapat dilakukan,” kata Santi.
Untuk itu, Santi pun mengajak multistakeholder dari Pemerintah Daerah beserta mitra swasta khususnya PT. Mars serta pihak lain yang terkait untuk bergandengan tangan dalam melakukan pengembangan usaha petani kakao di Indonesia.
“Pengembangan agribisnis kakao ini harus terus berlanjut,” kata Santi.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Asia Cocoa Director Mars Incorporated, Tahirih Fay Fay Choo mendorong agar agripreneur atau cocoa doctor, agar terus membimbing petani kakao untuk meningkatkan kapasitasnya dalam mengembangkan usaha taninya, baik dari hulur hingga hilir.
“Tanpa agripreneur atau cocoa doctor ini, ilmu yang ingin kita terapkan dibagikan ke patani-petani di setiap lokasi tidak akan terealisasi dengan baik,” katanya.
“Terima kasih ke semua cooa doctor dan harapannya, kalian menjadi protagonist kakao dan asset sumber daya manusia yang paling penting untuk menjangkau ke petani di setiap desa-desa yang ada kakonya,” kata Fay.
Fay juga menyampaikan bahwa PT Mars berkomitmen untuk mendorong kemajuan ekosistem kakao yang berkelanjutan di Indonesia.
“Mars berkomitmen terhadap pembangunan ekosistem kakao yang berkelanjutan, modern menggunakan teknologi yang unggul, produktivitas tinggi, inklusif dengan memberikan ruang yang adil terutamanya untuk pemuda dan perempuan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat, serta melindungi hutan dan alam,” tandas Fey. CHA